Cara Ternak Ulat Hongkong Bagi Pemula Untuk Awal Bisnis

Cara Ternak Ulat Hongkong

Budidaya ulat sudah banyak dibudidayakan di Indonesia, salah satunya budidaya ulat hongkong. Banyak orang ingin ternak kelinci pedaging karena ternak ulat hongkong tergolong mudah dan mendapatkan hasil yang cukup besar. Hal ini menjadikan peternak lebih tertarik budidayaulat hongkong.

Ulat Hongkong

Cara Ternak Ulat Hongkong

Ulat hongkong merupakan larva dari proses metamorfosi kumbang kecil.Yaitu, telur, larva, kepompong, dan kumbang.Nah, larva itulah yang disebut dengan ulat hongkong.

Apa Itu budidaya Ulat Hongkong?

Ulat hongkong memiliki kandungan protein yang sangat tinggi juga kalori yang sangat berguna untuk pakan berbagai hewan lainnya.Kini, budidaya ulat hongkong cukup menjanjikan dan bisa memberikan keuntungan yang besar, lho.

Sebab, sering digunakan sebagai pakan ikan, burung, reptile dan berbagai jenis binatang peliharaan lainnya. budidaya ulat hongkong memang beda dan biasa dari berbudidaya hewan lainnya.

Namun, selama burung kicauan masih menjadi hobi dan dibudidayakan masyarakat Indonesia, ulat hongkong akan laris manis di pasaran.Selain burung, binatang peliharaan lainnya yang lazim diberi makan jenis ulat ini adalah ikan, reptil, bahkan manusia.

Ya, kebutuhan manusia akan protein dan omega-3 menjadikan ulat hongkong sebagai alternatif untuk memenuhinya.Di Korea, ulat hongkong diolah menjadi makanan yang lazim dikonsumsi manusia seperti pizza, pasta, bubur, dan jus.

1. Tahap Persiapan

Cara pertama sebelum memulai bisnis budidaya ulat hongkong adalah menyediakan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat tempat perkembangbiakan mereka.Membuat kandang ulat hongkong sangatlah simple.

Kamu memerlukan bahan-bahan seperti, kayu, triplek, dan lakban cokelat untuk membuat tempat sejenis nampan.Fungsi lakban adalah melapisi kayu agar ulat tidak keluar melalui sela-sela sambungan antar kayu dan triplek.

Baca juga Cara Budidaya Ikan Lele ,Solusi Usaha Mudah dan Menguntungkan.

Cara lain, kamu bisa menggunakan container plastik yang mudah didapat dimana-mana.Idealnya ukuran kandang ulat hongkong mempunyai panjang 60 cm, lebar 40 cm, tinggi 7 cm.

Jika menggunakan triplek, bagian tepinya harus di lapisi lakban plastik keliling tujuannya agar ulat tidak keluar kandang.Buatlah rak dengan rangka kayu atau bambu untuk menyusun wadah-wadah tersebut.

Budidaya ulat hongkong tidak memerlukan tempat yang luas.Cukup memanfaatkan ruangan atau gudang yang tidak terpakai atau di dalam rumah asalkan terhindar dari binatang predator lain.

2. Tahap Pemilihan Induk Yang Berkualitas

Selanjutnya yang harus kamu lakukan adalah memilih indukan unggul yang berkualitas. Dalam memilih indukan, tidak boleh sembarangan, namun harus yang benar-benar berkualitas tinggi. Hal ini dilakukan agar produk anakannya nanti juga memiliki kualitas yang serupa.

  • Indukan unggul bisa dilihat dari ukuran fisiknya,yaitu mempunyai panjang rata-rata 15 mm, dengan lebar kurang lebih 4 mm.
  • Untuk satu kali budidaya ulat Hongkong, sebaiknyaAnda menyiapkan induk Ulat Hongkong kurang dari2 kg, atau berisi 500-1000 ekor. Pembatasan jumlah ini dimaksudkan untuk mengoptimalkanperkembangan ulat tersebut. Sehingga semuanya bisa berubah menjadi bentuk kepompong dalam
    ukuran yang besar-besar.
  • Tempatkan induk-induk tersebut ke dalam toples yang dasarannya sudah dilapisi oatmeal setebal 2.5 cm. Lapisan inilah yang akan digunakan untuk
    tumbuh kembang dari ulat ini.

2. Tahap Pemilihan Bibit

  1. Penting untuk diperhatikan agar memilih induk yang tidak lebih dari 2 kg agar ulat yang akan menjadi kepompong,ukurannya besar seragam (rata-rata panjang 15 mm dan lebar 4 mm). Ulat dewasa dengan rata-rata panjang 15 mm dan lebar 3 mm akan secara bergantian menjadi kepompong dalam 7-10 hari.
  2. Pemisahan kepompong dari ulat dewasa dilakukan setiap 3 hari sekali dan ditempatkan pada nampan terpisah agar menjadi kumbang secara serentak. Pilih kepompong yang sudah berwarna putih kecokelatan. Pasang koran sebagai alas dan penutup pada nampan.
  3. Dalam jangka waktu 10 hari,kepompong akan berubah menjadi kumbang. Sayap hitam mengkilap merupakan ciri kumbang yang siap untuk ditelurkan. Tempatkan kumbang sekitar 250 gr pada 1 nampan yang sebelumnya dialasi kapas sebagai media untuk bertelur.
  4. Periode pembibitan berlangsung selama 7 hari. Kumbang akan diturunkan setelah 7 hari dengan cara memisahkannya dari kapas. Tempatkan kapas baru untuk kumbang yang lepas dan begitu seterusnya. Tingkat kematian kumbang rata-rata mencapai 2-4% dalam proses sekali turun.
  5. Kapas yang berisi telur dipisahkan ke dalam wadah/nampan tersendiri agar telur menetas dalam waktu kurang lebih 10 hari. Setelah berusia 30 hari, barulah ulat dipisahkan dari kapasnya.

3. Pemisahan Kepompong

Cara berkembang biak sebuah ulat hongkong adalah bertelur. Telur akan bermetamorfose secara sempurna hingga menjadi kumbang dewasa. Nah, agar mendapatkan hasil yang sempurna ada waktunya pemisahan kepompong.

Pemisahan kepompong dari ulat dewasa dilakukan setiap 3 hari sekali. Kamu harus menempatkannya di nampan yang terpisah sehingga menjadi kumbang secara serentak.

Pilih kepompong yang sudah berwarna putih kecokelatan.Lalu, pasang koran sebagai alas dan penutup pada nampan. Tempatkan kumbang sekitar 250 gr pada 1 nampan yang sebelumnya dialasi kapas sebagai media untuk bertelur.

Kumbang akan diturunkan setelah 7 hari dengan cara memisahkannya dari kapas. Tempatkan kapas baru untuk kumbang yang lepas dan begitu seterusnya. Tingkat kematian kumbang rata-rata mencapai 2-4% dalam proses sekali turun jadi berhati-hatilah.

Kapas yang berisi telur dipisahkan ke dalam wadah/nampan tersendiri agar telur menetas dalam waktu kurang lebih 10 hari. Setelah berusia 30 hari, barulah ulat dipisahkan dari kapasnya.

4. Pemisahan Kumbang

Setelah kepompong berubah menjadi kumbang, siapkan lagi nampan baru. Jangan lupa untuk memberi alas nampan dengan kapas. Kapas ini adalah sebagai tempat kumbang kawin dan bertelur.

Cara ternak ulat hongkong yang satu ini bisa kamu ambil kumbang yang sayapnya mulai berwarna hitam mengkilap. Setelah 7 hari kumbang dipindah kewadah baru lagi yang alasnya dilapisi kapas.

Wadah yang sudah tidak ada kumbangnya adalah berisi telur kumbang yang akan menetas sekitar 10 hari dan menjadi larva kecil. Larva inilah yang disebut ulat hongkong. Pada umur 30 hari, ulat dapat kita pisahkan dari kapas kewadah yang baru atau tempat pembesaran.

Lakukan cara tersebut di atas sampai kumbang mati sendiri atau kering. Biasanya ulat hongkong sudah bisa dipanen dan dijual setelah umur 50 hari.

5. Proses Penetasan Telur Ulat Hongkong

Setelah telur dipisahkan dari kumbangnya, kamu hanya tinggal menunggu proses penetasannya saja. Biasanya untuk bisa menetas menjadi ulat, telur-telur tersebut membutuhkan waktu kurang lebih 10 hari. Setelah telur menetas, maka budidaya ulat hongkong yang kamu lakukan bisa dibilang sukses. Hanya saja kamu harus mengurus telur yang menetas tersebut supaya ulat hongkongnya bisa hidu dan berkembang dengan baik.

  • Ulat yang baru saja menetas jangan langsung diambil, sebab masih terlalu kecil. kamu cukup membiarkannya saja sambil terus diberi pakan secara rutin dan sesuai porsi.
  • Nah, kamu bisa mengambil ulat-ulat kecil tersebut saat sudah berumur 30 hari untuk dipindahkan ke wadah yang lain. Sebab pada usia ini, sebenarnya kamu sudah diperbolehkan untuk memisahkan ulat-ulat tersebut ke tempat yang pembiakan yang berbeda untuk digunakan sebagai pakan atau dipasarkan.
  • Jika sudah menjadi ulat seperti ini, maka kamu bisa memberi makan mereka dengan sayuran seperti sawi, kol, kubis atau pakcoy.

6. Terus Periksa dan Amati Perkembangannya

Meskipun sudah banyak yang menetas menjadi ulat hongkong, sebaiknya kamu harus terus mengamati perkembangan telur-telur serta bibit ulat kecil yang baru saja menetas. Sebab perkembangan dari ulat ini tergolong cepat.

Jadi erawatan dan emindahan yang kamu lakukan haruslah terkontrol penuh, jangan sampai terbengkalai. Untuk itu lakukanlah langkah-langkah perawatan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Namun ada sedikit tambahan yang perlu kamu perhatikan.

  • Perhatikan jumlah populasi dari ulat hongkong yang kamu budidayakan. Sebab hal ini akan mempengaruhi jumlah asupan pakan dan jumlah
    tempat yang harus kamu sediakan kedepannya.
  • Dampak buruk jika tidak seimbang dalam proses budidaya ulat hongkong, maka akan mempengaruhi kualitas ulat hongkong saat dipanen nantinya. Bisa jadi ulatnya kecil-kecil karena kurang asupan pakan atau bahkan banyak yang mati karena berdesakan.

7. Tips Tambahan untuk Memaksimalkan Budidaya Ulat Hongkong

Sebenarnya cara-cara diatas sudah cuku untuk membuat ternak ulat hongkong berhasil. Namun jika kamu ingin hasil yang jauh lebih saat panen nantinya,
maka ada tips tambahan yang bisa kamu lakukan. Nah, untuk memaksimalkan dan meningkatkan keberhasilan budidaya ulat hongkong, maka sebaiknya kamu juga mengikuti tips-tips berikut ini:

  • Gantilah setiap makanan yang sudah busuk dan menjamur, dengan makanan baru yang masih segar, terutama untuk buah dan sayuran.
  • Ukuran toples harus disesuaikan dengan jumlah ulat. Maka sebaiknya harus proposional.
  • Meskipun menyukai suhu yang lembab, jangan sekali-kali menaruh toples yang berisi ulat didalam kulkas atau mesin pendingin lainnya.
  • Jangan menaruh ulat Hongkong terlalu banyak, ke dalam toples. Sebab akan menghambat tumbuh kembangnya.
  • Tidak perlu terlalu sering membersihkan toplesnya. Sebab akan mempengaruhi perubahan suhunya. Untuk itu, yang perlu Anda lakukan adalah menjaga kesejukan ruangan dalam toples

Perawatan dan Pemberian Makan

Sirkulasi dan suhu kandang yang ideal yaitu 29-30°C dapat memberikan kesuburan bagi perkembangbiakan ulat hongkong. Selain itu, beberapa jenis pakan yang dapat diberikan antara lain ampas tahu, bekatul, sayuran seperti selada, serta buah-buahan seperti labu dan apel.

Ampas tahu dan bekatul (dedak) cocok diberikan untuk jenis ulat bibit. Pemberian pakan pada ulat bibit tidak boleh terlalu banyak, cukup 500 gr setiap 4 hari sekali. Cara memberikan makanan adalah dengan dikepal-kepal menjadi 3 bagian agar tidak menimbun ulat yang biasanya menjadi penyebab kepompong menjadi busuk.

Lain halnya jika masih berbentuk kumbang, pemberian pakan dilakukan 3 hari sekali seberat 100 gr dengan cara menyebar secara merata di atas nampan.

Makanan jenis sayuran hijau seperti selada dapat diberikan pada ulat kecil yang masih dalam kapas. Sebelum diberikan, sayuran tersebut harus dijemur sampai setengah kering. Pada saat ulat sudah keluar dari kapas, pakan biasa (ampas tahu atau dedak) diberikan sebanyak 1 kg dengan cara dikepal dan disebar secara merata.

Untuk ulat berumur 30-60 hari dengan panjang 6 mm dan diameter 1,5 mm, satu nampan pembiakan diberikan pakan sebanyak 2 kg. Untuk ulat dewasa beumur 60-90 hari, pakan yang diberikan sebanyak 1,5-2 kg per nampan.

Sebagai catatan, ulat hongkong akan memakan temannya sendiri yang lebih kecil jika tidak tersedia makanan yang cukup. Untuk itu, pemeriksaan ketersediaan makanan harus rutin dilakukan.

Selain itu, pada saat ulat berbentuk kepompong, tidak memerlukan makanan dan untuk proses pemisahannya dapat dilakukan dengan menggunakan penyaringan. Jika tahapan di atas sudah dilakukan, maka saatnya memasuki tahap panen.

Tips Selama Perawatan

  • Jangan lupa mengganti makanan yang sudah lama dan berjamur dengan makanan yang baru dan segar.
  • Apabila Anda memiliki ulat lebih sedikit, Anda bisa menyimpannya di toples yang lebih kecil
  • Menyimpan ulat di dalam kulkas akan memperlambat pertumbuhan mereka. Jadi apabila Anda lebih suka memberi binatang peliharaan Anda ulat dibanding kumbangnya, simpan ulat di dalam kulkas.
  • Anda bisa menggunakan panduan ini untuk memelihara superworm atau ulat Hongkong berukuran besar, tapi jangan simpan di kulkas. Karena ulat ini adalah serangga tropis, jadi mereka lebih menyukai suhu ruangan.
  • Agar superworm bisa tumbuh menjadi pupa, Anda harus memindahkannya ke toples yang berbeda
  • Coba untuk tidak menaruh terlalu banyak ulat di dalam satu toples.
  • Anda tidak harus membersihkan sarangnya terlalu sering.
  • Jaga agar toples tetap sejuk. Ulat lebih menyukainya.

Tahap Pemanenan

Berikut ini adalah catatan hasil produksi yang dapat dicapai jika tahapan dari proses pembibitan sampai dengan perawatan berjalan sesuai dengan panduan di atas. Dengan induk ulat dewasa berusia 90 hari sebanyak 1 kg, akan menghasilkan kepompong sebanyak 900 gr secara bertahap selama 10 kali pengambilan.

Kepompong sebanyak 900 gr mampu menghasilkan 700 gr kumbang yang sehat dan siap bertelur. Ulat bibit sebanyak 1 kg akan menghasilkan 33,1 kg ulat dewasa siap jual dengan rincian kebutuhan bahan dan syarat sebagai berikut:

  • Kematian kumbang maksimal 1 % disertai penyediaan pakan yang bagus dan terjamin;
  • Pakan yang dibutuhkan untuk 1 kg induk sampai habis terjual adalah 50 kg ampas tahu kering dan dedak (bekatu) sebanyak 5 kg;
  • Ampas tahu basah akan menyusut setelah diperas dari 25 kg menjadi 15 kg kering dengan kadar air 15 %.

Selain tahapan budidaya yang sudah diuraikan di atas, ada beberapa tips tambahan yang tak kalah penting untuk diketahui oleh pemula yang akan membudidayakan ulat hongkong ini. Kemungkinan munculnya penyakit selama proses budidaya perlu diketahui dan diwaspadai. Ciri-ciri penyakit yang biasa menyerang dan cara mengatasinya adalah sebagai berikut:

  1. Kulit ulat berwarna kuning kehitaman, dapat diatasi dengan mengurangi pemberian pakan jenis daun-daunan dan dedak (bekatul).
  2. Ulat mati berwarna merah. Karena sifat penyakit ini menular, maka harus segera diatasi dengan tidak memberi pakan yang terlalu basah. Lakukan pemberian makan dengan pakan yang kadar airnya rendah.
  3. Ulat mati berwarna hitam yang biasanya disebabkan oleh pemberian makan dengan cara disebar. Kondisi ini terjadi pada ulat dewasa dengan usia 1-3 bulan. Cara untuk mengatasinya dengan mengepal-ngepal makanan yang akan diberikan ke ulat.

Kandungan Ulat Hongkong

Ulat hongkong memiliki kandungan bermanfaat, maka tak heran jika memanfaatkan ulat hongkong sebagai pakan burung pun sering dilakukan. Adapun kandungan yang terdapat dalam ulat hongkong, antara lain:

  • Nutrisi
  • Protein kasar
  • Kadar abu
  • Kandungan ekstrak non nitrogen
  • Lemak kasar
  • Air

Manfaat Ulat Hongkong

Dari beberapa kandungan ulat hongkong yang telah disebutkan di atas, makan ulat hongkong cukup bermanfaat jika dijadikan sebagai makanan burung.

1. Sebagai Makanan Burung

Hal ini juga dapat menghindari kebosanan yang dialami oleh burung jika hanya memakan makanan yang tidak variatif. Ulat hongkong dapat dijadikan makanan selingan sebagai pengganti makanan yang lain.

2. Meningkatkan Kualitas Suara Burung

Selain itu ulat hongkong juga dipercaya dapat meningkatkan kualitas suara (ocehan) dari burung-burung ocehan. Sehingga ulat hongkong cukup digemari oleh masyarakat umum dan para penggemar burung ocehan atau burung pemakan serangga lainnya.

Kira-kira itulah beberapa langkah merintis bisnis budidaya ulat hongkong yang bisa kamu jadikan rujukan. Jika kamu masih ingin mencoba skala kecil
maka tidak perlu menyediakan banyak indukan dan toples. Apalagi untuk keperluan pakan harian burung kicau mu, cukup sedikit saja beternak ulat
hongkongnya.