Pekan PeDe : Hal-hal yang Membatalkan Syahadatain

Bantul- Program People Development atau yang disebut dengan pekan PeDe kembali
digelar oleh Rumah Mesin. Program yang bertujuan untuk mengisi sisi kerohanian
karyawan tersebut diikuti oleh karyawan perempuan dan peserta magang perempuan.
Pekan PeDe diadakan pada Jum’at (14/08/2020) di Studio Punca Rumah Mesin. Dimulai
dengan tilawah bersama kemudian dilanjutkan tahsin dan penyampaian materi oleh
Ustadzah Hajar. Materi yang disampaikan pada pekan PeDe kali ini masih berhubungan
dengan syahadatain. Syahadat penting untuk dibahas umat Islam karena merupakan
intisari dari arkanul iman (rukun-rukun iman). Mempercayai syahadat adalah
membenarkan adanya Allah dan Nabi Muhammad SAW yang akhirnya membuat kita
percaya dengan Al-Qur’an.

Pada kesempatan kali ini, materi yang disampaikan berkaitan dengan hal-hal yang dapat
membatalkan syahadatain. Dengan mengucapkan dua kalimat syahadat seseorang berarti
telah mempersaksikan diri sebagai hamba Allah ta’ala semata. Ustadzah Hajar
menyampaikan ada beberapa hal yang dapat membatalkan syahadat. Pertama, menghadiri
majelis dukun dan mempercayai ramalan. Beliau mencontohkan seseorang yang datang ke
dukun dan mempercayai sebuah ramalan, dia termasuk orang yang telah menyekutukan
Allah. Kedua, syahadatain bisa rusak atau batal karena seseorang mengusap nisan orang
yang telah meninggal dengan maksud meminta do’a kepada orang tersebut. Meminta do’a
dengan selain kepada Allah termasuk perbuatan syirik. Hanya kepada Allah lah kita
seharusnya meminta pertolongan.

Ketiga, seseorang yang bersumpah dengan menyebut nama selain Allah juga dapat
membatalkan syahadatain. Hanya bersumpah dengan atas nama Allah yang diperbolehkan
karena tidak ada suatu apapun yang lebih besar dan agung selain Allah ta’ala. Perihal
sumpah, Ustadzah Hajar juga berpesan untuk tidak main-main dengan kata sumpah.
Sumpah itu berat, ada kafarat atau denda yang harus diterima apabila seseorang itu
melanggar sumpahnya. Keempat, percaya kesialan dan keberuntungan karena suatu hal
juga dapat membatalkan syahadatain. Contohnya orang yang percaya akan mendapat
kesialan jika dia kejatuhan cicak. Orang akan percaya keberuntungan jika ada kupu-kupu
besar ada di dalam rumahnya, dan kepercayaan Jawa lainnya.

Hal-hal tersebut dapat mengurangi bahkan membatalkan esensi makna syahadat. Makna
syahadatain “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad SAW
adalah utusan Allah” akan rusak dengan perbuatan-perbuatan yang ternyata
menyekutukan Allah. Ustadzah Hajar berpesan untuk selalu hati-hati dalam berperilaku.
Hidup di masyarakat harus bisa membedakan mana perbuatan yang benar dan mana
perbuatan yang tidak benar. Semoga kita selalu berada dalam lindungan Allah ta’ala dan
selalu dapat menjalani perintahNya serta dapat menjauhi laranganNya.

By Desi Anggi Ramadhani