Salat Jumat: Satu Hari Menjadi Pemimpin Yang Adil Lebih Baik Daripada Ibadah Selama 60 Tahun

Bantul – Jumat, 9 Oktober 2020 Rumah Mesin kembali mengadakan salat Jumat berjamaah bertempatan di Limasan Media Centre. Salat Jum’at berjamaah bersama karyawan Rumah Mesin berlangsung dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Selain menjalankan perintah Allah untuk Salat Jum’at bagi laki-laki, Rumah Mesin sangat memperhatikan kesehatan karyawan.

Salat Jumat yang dilakukan di Rumah Mesin  mewajibkan jamaah berwudhu, mencuci tangan, menggunakan masker saat salat jumat berlangsung, memeriksa suhu tubuh jamaah dan berjaga jarak atau menjarangkan shaf. Hal ini untuk memenuhi standar protokol kesehatan pemerintah. Rumah Mesin menggelar Salat Jum’at pada Jum’at (18/09/2020) dengan Khotib Bapak Manshur Mashuri selaku  Direktur Rumah Mesin dan Muadzin Tri Maryanto. Salat Jum’at diikuti oleh seluruh karyawan laki-laki. Khutbah yang disampaikan oleh Bapak Manshur Mashuri mengenai “Pemimpin yang Adil”. ‘Satu hari menjadi pemimpin yang adil lebih baik daripada ibadah  selama 60 tahun’   dan Pempimpin yang adil termasuk 7 golongan orang yang mendapat naungan. Dalam Kisah Abu Darda dan Salman al Farisi diceritakan bahwa Salman al Farisi merupakan seorang mantan budak dari Isfahan Persia. Salman merupakan saudara Abu Darda’sekaligus sahabat Abu Darda’ , seorang penduduk asli yang sangat rajin beribadah. Bahkan dalam riwayat Imam al-Bukhari (Hadist no. 1867 dari riwayat Juhaifah RA) disebutkan bahwa ibadah Abu Darda’ masuk pada kategori ekstrem.

Abu Darda’ merupakan salah satu sahabat Nabi yang selalu menjalankan puasa setiap hari, salat sepanjang malam, hingga keluarganya tidak pernah diperhatikan. Melihat perilaku istri Abu Darda’, Salman al Farisi sebagai sahabat Abu Darda’ berkesimpulan bahwa Abu Darda’ tidak peduli dengan keluarganya sendiri dan lebih memilih untuk selalu beribadah.

Hingga pada suatu malam, Abu Darda’ meninggalkan pertemuan dengan Salman al farisi di rumahnya. Abu Darda’ hendak  beranjak sembari mengenakan pakaian untuk melakusanakan salat sunah. Salman yang heran melihat kelakuan saudaranya itu pun menegur. “Tidurlah Abu Darda’,” kata Salman melihat bahwa ia lebih rela ditinggal tidur daripada ditinggal salat sunah. Tentu saja teguran ini didasari setelah memerhatikan bahwa Abu Darda’ sebenarnya sudah sangat letih.