Budidaya Tanaman Jagung dari Benih hingga Panen

budidaya tanaman jagung

Jagung adalah tanaman semusim ( annual ) dan tanaman pangan yang terpenting selain beras dan padi, yang dimana meningkat untuk budidaya tanaman jagung setiap tahunnya.

Bertambahnya jumlah penduduk dan program perbaikan gizi masyarakat melalui mengonsumsi bahan pangan pokok lainnya, mendorong permintaan jagung menjadi meningkat.

Di Indonesia, jagung sangat dikenal luas oleh masyarakat sebagai bahan pangan pokok selain beras dan bisa menjadi berbagai macam olahan lainnya.

Berbagai macam jenis jagung bisa dibudidayakan oleh para petani, tidak terkecuali dengan jagung hibrida yang diyakini mempunyai kelebihan dari jagung komposit yang memproduksi 25-30% lebih banyak sesuai permintaan pasar, tahan rebah, penyakit, serta berumur pendek.

Tidak hanya itu tanaman jagung juga mempunyai banyak kegunaan, karena hampir semua bagian pada tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan antara lain batang dan daun muda dipakai untuk pakan ternak, setelah panen batang dan daun tua dipakai untuk pupuk hijau dan kompos, batang dan daun kering dipakai untuk kayu bakar, batang jagung biasa dipakai untuk tiang atau tonggak agar mengokohkan suatu bagunan, buah jagung muda biasa menjadi beberapa olahan seperti sayuran,bergedel, bakwan,sambal goreng, biji jagung tua sebagai pengganti nasi,marning, brondong, roti jagung, tepung, bihun,bahan campuran kopi bubuk, biskuit,pakan ternak, bahan baku industri bir, industri farmasi, dextrin, perekat, industri tekstil.

Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan untuk budidayakan tanaman jagung, berikut adalaha penjelasannya.

Syarat Pertumbuhan Tanaman Jagung :

     1. Iklim

budidaya tanaman jagung

  • Iklim yang berpengaruh oleh Sebagian besar tanaman adalah daerah yang beriklim sedang sampai daerah yang beriklim sub-tropis/tropi.
  • Tidak pada lahan yang beririgasi, Karena pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata dalam penyebarannya. Pada saat tahap pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung memerlukan cukup air. Maka sebaiknya jagung ditanam pada saat awal musim hujan dan menjelang musim kemarau.
  • Selain membutuhkan curah hujan yang ideal, pertumbuhan tanaman jagung membutuhkan sinar matahari. Jika tanaman jagung tertutup, maka pertumbuhannya akan terhambat dan akan menghasilkan biji yang kurang baik bahkan tidak membentuk buah.
  • Suhu yang dibutuhkan pada tanaman jagung antara 21-34 derajat C dan pada saat tahap perkecambahan benih jagung membutuhkan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.
  • Saat panen jagung lebih baik pada saat musim kemarau, karena jika panen pada saat musim hujan akan berpengaruh pada waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.

     2. Media Tanam

budidaya tanaman jagung

  • Tanah yang digunakan untuk menanam jagung tidak terlalu khusus. Tanah yang diperlukan agar optimal adalah tanah yang gembur, subur dan kaya dengan humus.
  • Tanah yang mempunyai tekstur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik disamping itu harus mengolah tanah dengan baik juga. Sedangkan jika memilih tanah yang mempunyai tekstur liat berdebu akan menghasilkan yang terbaik dalam pertumbuhan tanaman jagung.

      3. Ketinggian Tempat

budidaya tanaman jagung

 

Di Indonesia jagung dapat ditanam di daerah dataran rendah sampai di daerah pengunungan dari ketinggian 1000-1800 m dpl.

Budidaya Tanaman Jagung

    1. Persiapan

  • Lahan

Persiapan untuk menanam jagung diperlukannya penggeburan pada tanah agar memiliki drainase yang baik atau secara makna adalah massa air dapat terbuang secara alami. Pada umumnya untuk mempersiapkan tempat tanaman jagung memerlukan lahan yang dibajak sedalam 15-20 cm.

Setelah dibajak beri tanah dengan pupuk kandang dan pupuk kimia. Untuk memlih pupuk kandang yang bagus bisa memakai kotoran kambing dan untuk pupuk kimia bisa memakai NPK.

Baca Juga : Cara Menanam Jagung dan Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

Pencampuran pada pupuk kandang dan kimia adalah 40:1 sampai 50:1, secara rincinya pupuk kandang 40 ember dan di campuri dengan 1 ember pupuk kimia. Selain itu dapat juga menaikkan pH tanah dengan cara menambahkan kapur pada tanah, kapur yang dipakai adalah kapur dolomit.

Selanjutnya, tanah yang dipilih jangan yang basah/becek cukup yang lembap agar mudah dikerjakan. Jarak pada bendengan sekitar 100-50 cm, dan jarak dalam garisnya sekitar 20-25 cm.

  • Benih

Persiapkan benih tanamannya, pada umumnya benih jagung yang dipakai adalah yang sudah bersertifikat. Karen benih jagung tersebut telah di beri seed treatment atau disebut perawatan benih, dengan melapisi benih dengan fungisida yang berfungsi agar tanaman terlindung dari berbagai macam serangan penyakit dan memudahkan benih untuk tumbuh dengan baik.

     2. Penanaman

Sesudah bendengan terbentuk maka Langkah selanjutnya adalah membuat lubang tanah sedalam 5-10 cm. Lubang dibuat merata sepanjang alur, jika sudah masukkan benih kedalam lubang sebanyak 2 biji per lubang kemudian tutup lubang dengan tanah. Benih akan berkecambah dan tumbuh selepas 4 sampai 7 hari.

      3. Pemupukkan

Melakukan pemupukkan tambahan sebanyak 2-3 kali pada saat salah satu masa tanam tergantung dari kesuburan tanah dan jenis benih yang dipakai. Jenis pupuk yang dipakai pada tanaman jagung harus melengkapi unsur N, P, dan K. Unsur N bisa ditemukan pada urea, unsur P ditemukan pada SP-36, dan unsur K ditemukan pada KCI.

Takaran pupuk yang harus diberi dari sumber Balitbangtan ( Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ) per hektarnya adalah 350 kg urea + 200 kg sp-36 + 100 kg KCI. pada saat memberi pupuk  kedua diberikan pada 10 dan 35 hari setelah tanam ( hst ), sedangkan untuk memberi pupuk 3 kali diberikan pada 7-10 hst, 28-30 hst dan 40-45 hst.

Sangat dianjurkan saat memberi pupuk untuk tidak dicampur, dimana jarak dengan tanaman lainnya sekitar 7 cm dan kedalamannya 7 cm.

      4. Pemeliharaan

Langkah pemeliharaan yang dilakukan dalam budidaya tanaman jagung adalah penyulaman, penjarangan, penyiangan, pembubuan, pemangkasan daun, dan pengairan. Penyulaman bibit dapat dilakukan sekitar 1 minggu, penjarangan tanam dilakukan 2-3 minggu setelah penanaman. Inilah salah satu yang terpenting dalam budidaya tanaman jagung.

Agar tidak merasa rugi karena disebabkan persaingan gulma, maka lahan harus bebas pada gulma. Penyiangan dilakukan pada saat umur 15 hari setelah penanaman dan harus dijaga jangan sampai merusak akar tanaman utama. Penyiangan kedua dilakukan bersamaan dengan pembubunan pada waktu pemupukan kedua.

Langkah pemeliharaan selanjutnya adalah pemangkasan daun. Jika menghasilkan daun jagung segar maka dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

       5. Pengairan

Pengairan yang sangat mudah digunakan untuk penanaman jagung di lahan sawah adalah dengan sistem penggenangan. Ada beberapa langkah pertumbuhan tanaman jagung yang memerlukan pengairan yaitu langkah pertumbuhan awal, langkah pertumbuhan vegetatif, langkah pembungaan, langkah pengisian biji dan langkah pematangan.

Melakukan pengairan sangat penting untuk mencegah tanaman jagung agar tidak layu. Jangan sampai telat pada saat pengairan, karena akan menyebabkan daun layu. Pada daerah dengan curah hujan yang tinggi, melalui air hujan dapat mencukupi dalam pengairan. Tidak hanya itu pengairan juga dapat dilakukan dengan cara mengalirkan air melalui parit diantara barisan jagung atau bisa juga menggunakan pompa air jika  kesulitan air.

       6. Penyakit dan Hama

Tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan biji. Beberapa hama yang biasanya menyerang adalah ulat tanah, uret, ulat daun, lalat bibit, ulat tentara dll. Sedangkan penyakit yang menyerang tanaman jagung adalah bercak ungu, bulai dan karat.

Agar tidak terjadi serangan hama dan penyakit pada tanaman jagung, maka harus dicegah dengan cara menggunakan teknik pengelolaan tanam pertanian atau bisa disebut agronomi, memberikan desinfektan pada benih yang akan ditanam, dan dapat memelihara juga memanfaatkan musuh alami pada tanaman jagung.

        7. Panen dan Pasca panen

Tanaman jagung cukup matang dan siap dipanen pada umumnya sekitar umur 7 minggu setelah berbunga. Waktu yang berpengaruh pada saat panen jagung adalah ketinggian lahan, cuaca, dan tahap kematangannya.

Dilakukannya pemanenan saat jagung cukup tua dan kulit jagung berwarna kuning. Cara memeriksa apakah jagung dapat dipanen atau tidak adalah dengan cara menekankan kuku ibu jari pada biji jagung, jika tidak membekas pada jagung maka dapat segera untuk dipanen.

Jika jagung yang dipanen kurang pada waktunya , maka buturan bijinya keriput dan setelah dikeringkan akan menghasilkan butiran pecah atau butiran akan rusak saat pemipilan. Tetapi jagung yang dipanen lebih pada waktunya, akan banyak butiran jagung yang rusak. Pada umumnya jagung dipanen pada saat keadaan tongkol berkelobot ( berkulit ).

Selanjutnya untuk pengarapan pasca panen bisa menggunakan cara pengeringan. Biasanya cara pengeringan yang dilakukan adalah menghamparkan jagung dibawah terik matahari dan menggunakan alas tikar atau terpal.

Jika sudah di jemur selanjutnya jagung dipipil, bisa juga menggunakan mesin pemipil jagung agar proses pemipilan mudah dan tidak memakan waktu. Dan dapat segera di jemur kembali sampai kering konstan, agar dapat disimpan lebih lama. Untuk penjemuran biasa memerlukan 60 jam sinar matahari.

Ada 2 proses cara mengolah jagung, yaitu :

  • Proses Basah ( wet process )

Mengolah jagung dengan merendam jagung di dalam air terlebih dahulu agar saat tahap penghancuran lebih mudah, setelah itu ke tahap pengeringan.

  • Proses Kering ( dry process )

Mengolah jagung dengan langsung dihancurkan. Cara ini memang lebih sulit dari pada yang direndam terlebih dahulu.

Penggarapan pasca panen itu sendiri adalah aktivitas yang dilakukan pada saat panen dan dipasarkan ke para konsumen. Biasanya yang melakukan ini adalah petani, kelompok tani, koperasi, dan para pedagang pengumpul dan didukung oleh berbagai lembaga pada masyarakat.

Catatan :

Ketika cara untuk menanganin panen kurang baik, maka akan memberikan hasil yang buruk terhadap mutu jagung. Jika mutu jagung menurun, harga yang akan dipasarkan juga akan menurun dan pendapatan yang akan diterima oleh petani menjadi lebih rendah.

Tidak hanya berpengaruh pada petani saja, ada beberapa faktor yang ikut berpengaruh karena hasil mutu jagung yang kurang baik, yakni :

  • Timbulnya jamur dan cendawan yang di tandai dengan adanya waran kehitaman-hitaman, kehijau-hijauan atau berwarna putih pada buah jagung. Jamur yang tumbuh pada buah jagung salah satunya adalah Aspergilis sp, jamur ini memilki racun yang berbahaya bagi tubuh manusia dan ternak jika memakannya. Untuk menghilangkan jamur tersebut bisa dengan cara pemanasan, tetapi racun yang ada pada buah jagung tidak bisa dihilangkan.

Nah, itulah beberapa cara untuk budidaya tanaman jagung yang bisa kalian pakai. Banyak sekali manfaat pada jagung yang bisa digunakan dalam kesehatan tubuh dan juga untuk peternakan. Dan perhatikan juga bagain-bagian penting dalam menanam jagung agar menghasilkan jagung yang baik dan tidak rugi saat dijual pada konsumen.

Usaha dalam bidang pertanian salah satunya budidaya tanaman jagung sangat menguntungkan dari hasil analisis ekonominya. Untuk membuka usaha ini sebaiknya mempunyai perencanaan yang matang agar tidak terjadi kesalahan atau rugi dalam biaya atau dalam budidaya tanaman tersebut.