PENGAJIAN RUTIN HARI KAMIS : BEKALI KARYAWAN HADAPI PANDEMI DENGAN PENGUATAN KEIMANAN

Bantul- Rumah Mesin menggelar kegiatan pengajian rutin setiap hari Kamis di Limasan
Media Centre. Kegiatan tersebut diikuti oleh karyawan dan peserta magang. Pengajian
berlangsung pagi tadi (06/08/2020) pukul 07.30 WIB dimulai dengan pembacaan Al-
Ma’surat bersama. Kemudian dilanjutkan kegiatan sharing bersama Direktur Rumah Mesin
Bapak Mansur Mashuri, S.T.. Penguatan keimanan sebagai bekal untuk survive di masa
pandemi menjadi materi sharing pada kesempatan kali ini.

Bapak Mansur Mashuri, S.T. menyampaikan pandemi yang sedang berlangsung di
Indonesia bukan suatu hal yang baru. Pola wabah yang terjadi merupakan sebuah pola
yang berulang. Wabah sudah terjadi sejak 100 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 1915 di
Spanyol. Beliau menyampaikan beberapa nasehat yang bisa menjadi bekal untuk
menghadapi pandemi.

Bekal yang pertama adalah mengubah persepsi dari yang negatif menjadi positif dimulai
dari ucapan. Dikisahkan oleh beliau ada seorang raja yang resah akan keberlangsungan
masa kepemimpinannya. Kemudian menghadirkan ahli ramal untuk meramalkan
keberlangsungan kepemimpinannya. Singkat cerita peramal pertama mengatakan “wahai
raja, mohon maaf bukan maksud saya mendahului takdir tetapi umur raja tidak akan lama,
tetapi saudara-saudara raja yang akan mendahului”. Mendengar hal tersebut, raja marah
kemudian sang peramal dimasukkan ke kandang binatang buas dan meninggal.

Peramal kedua mengatakan “wahai raja, pada dasarnya setiap manusia akan menemui
ajalnya, tetapi kita tidak tahu siapa yang akan mati duluan. Yang terpenting bukan siapa
yang akan mati duluan tetapi bekal apa yang sudah dipersiapkan untuk menghadapi
kematian. Raja akan berumur panjang dibanding saudara-saudara raja.” Konteks dari
kedua ucapan peramal kurang lebih sama. Cara penyampaian yang berbeda dan
penggunaan ucapan yang positif membedakan akhir hidup dari si peramal. Begitu juga
dengan kita, menghadirkan ucapan yang positif dalam diri akan memberikan semangat dan
menjalani hidup yang bahagia.

Bekal yang kedua adalah selalu bersyukur dan bahagia. Nikmat Allah sangatlah luas dan
banyak. Terkadang kita lupa untuk mensyukurinya. Padahal, nikmat Allah akan terus
bertambah jika kita mensyukurinya. Seringnya kita lupa akan rasa syukur karena kondisi
kita yang lapang, enak dan menyenangkan. Kita akan ingat mengucapkan syukur apabila
kita sedang kesusahan. Rasa syukur itu harus dihadirkan setiap saat baik dalam kondisi
senang maupun sedih.

Bekal yang ketiga adalah mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Dekatkan diri kepada Sang
pemberi rahmat. Beliau berpesan untuk semakin mencantolkan diri kepada Allah Ta’ala.
Lakukan amalan-amalan yang dapat menjadi wasilah kedekatan kita terhadap sang
pencipta. Rutinkan tahajud, salat berjamaah, muhasabah dan berwudhu sebelum tidur,

serta selalu berdzikir kepada Allah Ta’ala. InshaAllah kita akan selalu berada dalam
lindungan-Nya.

Di akhir kesempatan, Bapak Mansur Mashuri, S.T. mengingatkan kembali karyawan untuk
memperbaiki diri, selalu bersyukur dan hidup bahagia, serta semakin mendekatkan diri
kepada Allah Ta’ala di tengah kondisi pandemi yang tiada ujung. Semoga kita semua bisa
mengamalkannya dan selalu berada dalam lindungan-Nya.
By: Desi Anggi Ramadhani