Pekan PeDe: “Beriman Kepada Nikmat dan Siksa Kubur”

Pekan PeDe

Bantul- People Development Program atau Pekan PeDe diselenggarakan pada Jum’at 25 September 2020. Pekan PeDe pada Jum’at terakhir di bulan September ini diikuti oleh karyawan perempuan dan peserta magang. Program ini bertujuan untuk mengisi sisi kerohanian karyawan. Dengan mentor yang mumpuni di bidangnya, kegiatan pekan PeDe dimulai dengan tilawah bersama, tahsin, dan penyampaian materi.

Pekan Pede

Pekan PeDe kali ini menghadirkan dua mentor yang mumpuni di bidangnya, Ustadzah Hajar dan Ustadzah Fitriya. Karyawan perempuan dan mahasiswi magang dibagi menjadi dua kelompok kecil agar pembelajaran tahsin dan penyampaian materi lebih terfokuskan. Dimulai dengan tilawah bersama, dilanjutkan tahsin (pembelajaran tajwid), kemudian penyampaian materi oleh masing-masing mentor. Pembahasan materi pada kesempatan ini adalah beriman kepada nikmat dan siksa kubur. Beriman kepada nikmat dan siksa kubur merupakan wujud dari pengamalan rukun iman yang keenam.

Ustadzah Fitriya menyampaikan ada alam diantara alam dunia dan akhirat, yaitu alam barzakh. Ada tiga kejadian yang terjadi di alam barzakh. Kejadian yang dimaksud adalah terjadinya fitnah kubur, diberikannya nikmat kubur bagi mereka yang mendapatkannya, dan diberikan siksa kubur bagi orang-orang yang dikehendaki-Nya. Fitnah kubur adalah adanya pertanyaan Munkar dan Nakir kepada mayit setelah dia dikuburkan. Mayit ditanya tentang Rabbnya, agamanya, dan nabinya. Bagi mereka yang beriman, maka Allah Ta’ala akan mengokohkannya dengan jawaban yang benar, sehingga dia akan berkata: “Rabbku adalah Allah, agamaku Islam, dan nabiku adalah Muhammad.” Sedangkan bagi mereka yang kafir dan musyrik, maka Allah Ta’ala akan menyesatkan mereka sehingga mereka hanya bisa berkata: “Saya tidak tahu!”, dan orang munafik serta yang ragu terhadap agamanya akan berkata: “Saya tidak tahu, saya mendengar orang lain bilang demikian maka aku pun mengikutinya.”

Tidak semua orang mendapatkan fitnah kubur. Ustadzah Fitriya juga menjelaskan orang-orang yang terbebas dari fitnah kubur. Mereka adalah para syuhada dan orang yang ribath fi sabilillah, muslim/mu’min yang wafat di hari Jum’at, muslim/mukmin yang wafat karena sakit perut. Kejadian kedua adalah azab kubur. Azab kubur diperuntukkan bagi orang-orang yang zhalim dari kalangan orang-orang munafik dan orang-orang kafir, serta orang-orang fasik yang tidak menjawab pertanyaan munkar dan nakir. Kejadian ketiga adalah nikmat kubur. Nikmat kubur dikhususkan bagi kaum mukminin yang jujur dalam keimanannya.

Ada beberapa amalan untuk meringankan fitnah kubur. Amalan tersebut adalah do’a terhindar dari fitnah kubur dan menghafal surah Al-Mulk. Ustadzah Fitriya mengatakan nikmat dan azab kubur merupakan kebenaran secara pasti dan kita wajib mengimaninya karena merupakan tuntutan keimanan kita kepada hari kiamat yang merupakan rukun iman keenam. Baik pertanyaan, siksa, maupun nikmat kubur, pasti akan terjadi. Ketika jasad telah dikubur, lalu saudara, kerabat, dan keluarga beranjak pergi meninggalkan makamnya maka orang mukmin ataupun kafir akan mendapat disodori pertanyaan-pertanyaan itu. Hukum Allah berlaku di sana. Seperti dalil-dalil sebelumnya, umat yang beriman menjawabnya dengan enteng. Sedangkan, kaum kafir tak kunjung bisa mencerna soal-soal itu secara baik. Siksa dan nerakalah balasannya.

Di akhir Pekan PeDe, Ustadzah Fitriya mengajak peserta untuk berdoa agar kita semua terhindar dari siksa kubur dan termasuk golongan orang-orang yang bisa menjawab fitnah kubur maupun terhindar dari fitnah kubur. Semoga semua dari kita memiliki akhir kehidupan yang baik atau husnul khatimah. Aamiin