Bahan Bahan Pembuatan Silase yang Berkualitas Untuk Ternakmu

Bahan Bahan Pembuatan Silase

Salah satu aspek penting dalam pembuatan silase adalah pemilihan bahan-bahan yang tepat. Memahami bahan bahan pembuatan silase akan membantu kamu menciptakan pakan yang bergizi untuk ternakmu.

Silase adalah pakan ternak yang dibuat dari bahan hijauan seperti rumput, jagung, atau tanaman lainnya yang difermentasi dalam kondisi anaerob. Proses fermentasi ini menjaga kandungan nutrisi hijauan agar tetap awet dan berkualitas tinggi.

Sebab, silase adalah salah satu cara terbaik untuk mengawetkan pakan ternak agar lebih tahan lama. Proses ini melibatkan fermentasi bahan organik sehingga menghasilkan pakan berkualitas tinggi.

Bahan Bahan Pembuatan Silase

Bahan Bahan Pembuatan Silase
Bahan Bahan Silsae

Sebagai pengusaha peternak pemula, kamu perlu tahu bahwa tidak semua bahan bisa digunakan untuk silase. Pilihlah bahan yang mudah difermentasi dan memiliki kandungan nutrisi yang cukup. Berikut ini adalah daftar bahan yang bisa kamu gunakan untuk membuat silase berkualitas.

1. Rumput Sebagai Bahan Dasar Silase

Rumput adalah bahan utama dalam pembuatan silase karena kaya akan serat dan mudah difermentasi. Seperti rumput gajah, rumput odot, atau rumput setaria sangat cocok untuk digunakan.

Rumput gajah, misalnya, memiliki kandungan serat tinggi yang baik untuk pencernaan ternak. Selain itu, jenis rumput ini juga mudah tumbuh di berbagai kondisi, sehingga pas untuk dijadikan bahan utama silase.

Jika kamu ingin memaksimalkan hasil, pilih rumput yang dipanen saat fase vegetatif. Pada fase ini, kandungan nutrisinya lebih tinggi dibandingkan saat rumput sudah tua. Jangan lupa untuk memastikan rumput bebas dari pestisida agar fermentasi berjalan optimal.

2. Leguminosa Sebagai Penambah Protein

Leguminosa, seperti daun lamtoro, kaliandra, atau gamal, adalah sumber protein yang baik untuk silase. Bahan ini membantu meningkatkan kualitas nutrisi silase dan menjadikannya lebih seimbang.

Menggunakan leguminosa dalam silase tidak hanya memperkaya protein, tetapi juga membantu mengurangi biaya pakan tambahan. Daun lamtoro, misalnya, memiliki kandungan protein tinggi dan mudah diakses oleh peternak.

Namun, hindari penggunaan leguminosa dalam jumlah berlebihan, karena dapat menyebabkan fermentasi yang tidak stabil. Sebagai panduan, campurkan leguminosa dengan rumput dalam perbandingan yang seimbang.

3. Tanaman Jagung Sebagai Bahan Pendukung Silase

Tanaman jagung, termasuk batang dan daunnya, sering digunakan sebagai bahan silase karena memiliki kandungan energi yang tinggi. Jagung yang dipanen pada fase matang susu memiliki kadar gula yang optimal untuk proses fermentasi.

Batang jagung juga mengandung air yang cukup, sehingga membantu menjaga kelembapan dalam proses silase. Selain itu, penggunaan jagung membuat silase lebih disukai oleh ternak karena rasanya yang manis.

Jika kamu menggunakan tanaman jagung, pastikan untuk mencacahnya terlebih dahulu agar fermentasi lebih merata. Cacahan kecil juga memudahkan ternak saat mengonsumsi silase.

4. Dedak Padi Sebagai Pelengkap Silase

Dedak padi adalah bahan tambahan yang sering digunakan untuk meningkatkan kandungan energi dalam silase. Membantu mempercepat proses fermentasi karena kandungan karbohidratnya yang tinggi.

Penggunaan dedak padi sangat fleksibel, baik sebagai campuran utama atau hanya sebagai bahan pelengkap. Tambahkan dedak padi secukupnya agar fermentasi berjalan lancar tanpa membuat silase terlalu basah.

Selain itu, dedak padi mudah didapatkan dengan harga yang terjangkau, sehingga cocok untuk peternak dengan anggaran terbatas. Pastikan dedak yang digunakan bebas dari jamur atau kontaminan lainnya.

5. Molases Sebagai Sumber Gula

Molases atau tetes tebu adalah bahan tambahan yang berfungsi sebagai sumber gula dalam pembuatan silase. Gula dari molases membantu mikroorganisme fermentasi berkembang lebih cepat, sehingga silase siap digunakan dalam waktu singkat.

Molases juga meningkatkan rasa silase, membuatnya lebih disukai oleh ternak. Tambahkan molases dalam jumlah yang tepat agar fermentasi berjalan optimal tanpa merusak struktur silase.

Jika sulit mendapatkan molases, kamu bisa menggantinya dengan gula pasir. Namun, penggunaan gula pasir biasanya membutuhkan biaya yang lebih tinggi.

6. Air untuk Menjaga Kelembapan

Air adalah elemen penting dalam pembuatan silase, terutama jika bahan yang digunakan cenderung kering. Kadar air yang ideal membantu mikroorganisme fermentasi berkembang dan memastikan proses fermentasi berjalan lancar.

Namun, pastikan kadar air tidak terlalu tinggi, karena silase yang terlalu basah rentan terhadap pembusukan. Jika menggunakan bahan seperti rumput basah, kamu bisa mengurangi tambahan air agar kelembapan tetap seimbang.

7. Starter Fermentasi

Starter fermentasi, seperti inokulan bakteri, sering ditambahkan untuk mempercepat proses pembuatan silase. Yang akan meningkatkan jumlah bakteri asam laktat yang dibutuhkan untuk membuat silase berkualitas.

Starter fermentasi biasanya tersedia dalam bentuk cair atau bubuk, dan penggunaannya cukup mudah. Dengan menambahkan starter, silase bisa jadi lebih cepat matang dan bebas dari kontaminasi.

8. Plastik Silase

Plastik silase adalah merupakan bahan penting untuk menyimpan dan melindungi bahan yang sudah difermentasi. Dirancang khusus untuk menjaga silase tetap kedap udara, sehingga proses fermentasi berlangsung dengan baik.

Pastikan plastik silase yang digunakan memiliki kualitas baik dan tidak mudah sobek. Jangan lupa untuk menutup rapat setiap bagian agar udara tidak masuk dan merusak hasil fermentasi.

Cara Membuat Silase Pakan Ternak

Pembuatan Silase | Pencacahan Bahan
Pembuatan Silase | Pencacahan Bahan

Membuat silase pakan ternak tidaklah sulit jika kamu memahami langkah-langkahnya dengan benar. Dalam panduan ini, kita akan menggunakan bahan-bahan yang sudah disebutkan sebelumnya, seperti rumput, leguminosa, jagung, dedak padi, molases, dan starter fermentasi. Berikut adalah langkah-langkah pembuatannya:

1. Persiapan Bahan Bahan Pembuatan Silase

Sebelum mulai, pastikan semua bahan sudah siap dengan takaran yang tepat agar hasil fermentasi maksimal. Pilih bahan berkualitas dan ikuti langkah-langkah berikut untuk memudahkan proses persiapan. Berikut daftar bahan yang perlu disiapkan:

  1. Siapkan rumput, kamu bisa gunakan rumput gajah, odot, atau setaria dengan takaran 70% dari total bahan sebagai rumput.
  2. Selanjutnya siapkan sumber protein dari daun lamtoro atau kaliandra sebanyak 10% dari total bahan.
  3. Tambahkan tanaman jagung berupa batang dan daunnya sebanyak 15% dari total bahan.
  4. Berikan juga dedak agar proses fermentasi lebih cepat sebanyak 3% dari total bahan.
  5. Untuk sumber gula gunakan tetes tebu sebanyak 1% dari total bahan.
  6. Selanjutnya tambahkan starter fermentasi cair atau bubuk (biasanya sekitar 1 gram per kilogram bahan).
  7. Terakhir tuangkan air secukupnya, jangan terlalu basah, agar tidak membusuk.

2. Alat yang Dibutuhkan Dalam Pembuatan Silase

Untuk mendukung proses fermentasi, siapkan juga alat-alat berikut agar pekerjaanmu lebih mudah dan efisien. Pastikan semua alat bersih dan siap digunakan sebelum memulai. Berikut daftar alat yang perlu disiapkan:

  • Pisau atau mesin pencacah rumput
  • Timbangan untuk mengukur bahan
  • Drum plastik, silo, atau plastik khusus silase
  • Kayu atau batu untuk menekan bahan

3. Langkah Langkah Pembuatan Silase

Mesin Pencacah Rumput
Mesin Pencacah Rumput

Proses pembuatan silase membutuhkan ketelitian agar hasilnya berkualitas. Pastikan setiap langkah dilakukan dengan benar, mulai dari pencacahan hingga fermentasi. Berikut ini adalah langkah-langkah detail yang perlu diikuti:

  1. Pertama, cacah semua bahan menjadi potongan kecil-kecil (sekitar 3-5 cm).
  2. Agar hasilnya lebih maksimal kamu bisa gunakan mesin pencacah rumput dari Rumah Mesin yang tersedia dengan berbagai kapasitas.
  3. Selanjutnya setelah semua bahan dicacah, campurkan bahan utama dengan bahan tambahan sesuai perbandingan tadi.
  4. Setelah semua  bahan tercampur merata, segera masukkan ke dalam wadah yang kedap udaran seperti drum plastik atau silo.
  5. Jangan lupa sambil ditekan tekan menggunakan kayu atau tangan agar semua udara hilang dan hasilnya lebih maksimal.
  6. Lalu tutup wadah tadi dengan rapat menggunakan silase atau penutup kedap udara lainnya dan pastikan tidak ada celah sama sekali.
  7. Jika menggunakan drum, tambahkan pemberat di atasnya untuk memastikan bahan tetap terkompresi.
  8. Terakhir, selama proses fermentasi simpalah wadah di tempat yang teduh dan kering. Biarkan proses fermentasi berlangsung selama 21 – 30 hari dan jangan dibuka.

4. Cara Mengecek Silase yang Sudah Jadi

Setelah selesai membuat silase, tentu kita harus tau caranya untuk memastikan apakah silase tersebut sudah jadi atau belum bukan? Nah untuk caranya sangat mudah, kamu bisa memastikan silasemu sudah jadi atau belum dengan mencocokannya dengan ciri berikut ini:

  • Silase yang baik memiliki aroma asam segar, seperti bau tape. Jika baunya busuk, kemungkinan ada kesalahan dalam proses fermentasi.
  • Warna silase yang berkualitas adalah hijau kekuningan.
  • Silase tidak terlalu basah atau kering.

5. Penyimpanan Silase

Setelah proses fermentasi selesai, silase harus disimpan dengan benar agar tetap awet dan berkualitas. Simpan silase di tempat yang sejuk, kering, dan terlindung dari sinar matahari langsung untuk mencegah kerusakan.

Pastikan wadah silase tetap tertutup rapat selama penyimpanan. Jika ada bagian silase yang dibuka, segera gunakan dan pastikan tidak ada udara yang masuk ke sisa bahan dalam wadah.

Periksa silase secara berkala untuk memastikan tidak ada tanda-tanda kerusakan seperti bau menyengat atau perubahan warna yang mencolok. Dengan penyimpanan yang tepat, silase dapat bertahan hingga beberapa bulan. Silase yang tersimpan dengan baik dapat bertahan hingga 6 bulan.

Tips Memberikan Silase ke Kambing atau Sapi

Tips Memberikan Pakan Silase - Bahan Bahan Pembuatan Silase
Tips Memberikan Pakan Silase

Setelah berhasil membuat silase, langkah berikutnya adalah memberikan pakan ini kepada kambing atau sapi dengan cara yang tepat. Silase adalah pakan bernutrisi tinggi, tetapi penggunaannya harus sesuai agar ternak mendapatkan manfaat maksimal tanpa efek samping. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kamu ikuti:

1. Berikan Silase Secara Bertahap

Jika ternakmu belum pernah mengonsumsi silase, perkenalkan pakan ini secara bertahap. Pada minggu pertama, campurkan silase dengan pakan hijauan segar atau pakan lain yang biasa dikonsumsi ternak.

Mulailah dengan perbandingan 30% silase dan 70% pakan lain. Setelah beberapa hari, tingkatkan jumlah silase secara perlahan hingga mencapai 70-80% dari total pakan harian.

2. Perhatikan Silase dan Jumlah Pemberian

Silase dapat menjadi sumber utama pakan ternak, tetapi jumlahnya harus disesuaikan dengan kebutuhan gizi hewan. Untuk sapi dewasa, berikan silase sebanyak 3-5% dari bobot tubuh per hari.

Sebagai contoh, sapi dengan berat 500 kg membutuhkan sekitar 15-25 kg silase per hari. Sedangkan untuk kambing, berikan sekitar 1-2 kg silase per ekor per hari.

Sebelum diberikan, pastikan silase dalam kondisi segar dan bebas dari jamur. Silase yang berkualitas memiliki aroma asam segar dan warna hijau kekuningan. Jika silase berbau busuk, berlendir, atau berubah warna, jangan memberikannya kepada ternak karena dapat menyebabkan gangguan pencernaan.

3. Kombinasikan dengan Pakan Lain

Meskipun silase kaya akan nutrisi, tetap penting untuk memberikan variasi pakan. Kombinasikan silase dengan pakan hijauan segar, konsentrat, atau pakan tambahan lainnya. Hal ini akan membantu menjaga keseimbangan nutrisi ternak dan mencegah kekurangan zat tertentu.

Silase mengandung kadar air tinggi, tetapi ternak tetap membutuhkan air minum yang cukup. Pastikan air bersih selalu tersedia agar pencernaan ternak berjalan lancar. Untuk sapi, sediakan minimal 20-30 liter air per ekor per hari, sedangkan untuk kambing, sediakan 3-5 liter air per ekor per hari.

4. Konsisten dan Amati Respon Terhadap Silase

Berikan silase pada waktu yang sama setiap hari untuk menjaga pola makan ternak. Biasanya, pakan utama diberikan pada pagi dan sore hari. Dengan jadwal yang konsisten, ternak akan lebih mudah beradaptasi dan memanfaatkan nutrisi dari silase secara optimal.

Selalu perhatikan respons ternak setelah mengonsumsi silase. Jika ternak menunjukkan tanda-tanda gangguan pencernaan seperti diare, kurangi jumlah silase dan kombinasikan dengan pakan lain. Konsultasikan dengan ahli peternakan jika masalah berlanjut.

Kesimpulan Bahan Bahan Pembuatan Silase

Silase adalah pakan ternak bergizi tinggi yang tahan lama, dibuat dari bahan seperti rumput, leguminosa, jagung, dan molases melalui fermentasi anaerob. Pemilihan bahan dan langkah yang tepat menjadi kunci keberhasilannya.

Penggunaan silase membutuhkan pengelolaan yang baik, seperti pemberian bertahap dan kombinasi dengan pakan lain. Pastikan juga ketersediaan air minum untuk mendukung produktivitas ternak.

Dengan pengelolaan yang benar, silase tidak hanya meningkatkan hasil ternak, tetapi juga membantu menghemat biaya pakan bagi peternak. Jadi, tunggu apa lagi?