Cara Mengawetkan Rumput Pakan Kambing

Pakan merupakan kebutuhan sehari-hari yang harus terpenuhi setiap hari selama periode pemeliharaan. Sayangnya, ketersediaan pakan sering terganggu karena faktor cuaca, biasanya hal tersebut sering terjadi pada musim kemarau.Saat kemarau, tanaman tidak mampu tumbuh dengan baik sehingga jumlah hijauan menurun cukup drastis,oleh karena itu anda wajib mengetahui cara mengawetkan rumput pakan kambing untuk mengatasi kepunahan rumput saat kemarau

Cara cara Mengawetkan Rumput Pakan Kambing

Nah kita sudah mengetahui permasalahan mengapa kita perlu tau cara mengawetkan rumput pakan kambing?Pada bagian ini kamu akan mendapatkan bagaimana cara mengawetkan rumput pakan kambing yang wajib kalian coba,apalagi untuk yang mempunyai banyak hewan ternak.

Cara ini bisa menjadi hal yang sangat berguna pada musim kemarau,langsung aja simak cara mengawetkan rumput pakan kambing berikut ini!

1.Pengawetan Rumput Pakan dengan Pembuatan Silase

Silase merupakan makanan hijau ternak dengan cara mengawetkan menggunakan teknik fermentasi.

Hijauan segar awetan itu menghasilkan rumput ketika mengalami proses insilase (fermentasi) oleh bakteri asam laktat dalam suasana asam dan anaerob,silase juga bisa kita sebut makanan ternak yang memiliki kadar air tinggi,melalui proses fermentasi dengan bantuan jasad renik.

Proses tersebut bisa kita lakukan dalam kondisi anaerob atau tanpa oksigen, baik dengan penambahan atau tanpa penambahan pengawet.Secara prinsip, pembuatan pakan ternak dalam bentuk silase sama seperti proses fermentasi pada umumnya.

Kita bisa menggunakan bahan bahan yang  terdiri dari tiga kelompok atau komponen bahan, yakni kelompok bahan pakan hijauan yang menjadi bahan utama, kelompok bahan pakan konsentrat, dan bahan kelompok pakan aditif.

Bahan pakan hijauan yang dimaksud dapat berupa bahan pakan dari makanan hijauan ternak, seperti rumput gajah (Pennisetum purpureum), rumput kolonjono (Panicum mulicum), tanaman jagung (Zea mays), dan rumput-rumput lainnya.

Selain bahan baku, dalam pembuatan silo jugamembutuhkan tempat atau wadah yang bisa kita sebut silo. Sebelum kita berikan kepada hewan ternak, silase harus “kita erami” dengan waktu pemeraman mencapai tiga minggu. Barulah setelah itu silase dapat kita buka,panen,dan kita berikan pada ternak.

Proses pembuatan silase juga tidak memerlukan pengeringan, sehingga dapat meminimalkan kerusakan zat makanan atau nutrisi akibat pemanasan,silase juga mengandung sejumlah asam organik yang berfungsi menjaga keseimbangan populasi mikroorganisme pada rumen (perut) sapi.

Tujuan pengawetan dengan cara silase

Tujuannya adalah agar kandungan air hijauan dapat mencapai titik ketika aktivitas air dalam sel tanaman dapat mencegah perkembangan mikroba. Pengawetan itu akan berdampak pada keadaan fisik serta komposisi kimia hijauan tersebut yaitu dengan kehilangan sebagian dari zat makanan yang berdampak pada nilai nutrisi hijauan itu.

Hasil dari fermentasi pakan ternak yaitu rumput berciri-ciri warna menjadi hujau keemasan, untuk bau ia akan menjadi bau wangi tidak berbau busuk, dan tekstur yang kita hasilkan sama seperti hijaun segar awal dan tidak lembek.

Prinsip Pembuatan Silase

  • Keadaan hampa udara (anaerob).
  • Terbentuk suasana asam dalam penyimpanan (terbentuk asam laktat).

Untuk mendapatkan suasana anaerob dapat kita kerjakan dengan cara:

  • Pemadatan bahan silase (hijauan) yang telah sudah tercacah dengan cara kita tekan, baik dengan menggunakan alat atau kita injak-injak sehingga udara sekecil mungkin (minimal).
  • Tempat penyimpanan (silo) jangan ada kebocoran dan harus tertutup rapat dengan pemberat.
  • Pembentukan suasana asam dengan cara penambahan bahan pengawet atau bahan imbuhan (additil) secara langsung dan tidak langsung.

Pemberian bahan pengawet secara langsung dengan menggunakan

  • Natrium bisulfat
  • Sulfur oxida
  • Chlorida
  • Asam sulfat
  • Propionat.

Pemberian bahan pengawet / bahan imbuhan (additif) secara tidak langsung ialah dengan memberikan tambahan bahan-bahan yang mengandung hidrat arang (carbohydrate) yang siap absorpsi oleh mikroba, antara lain:

  • Molase (melas) Onggok (tepung) : 2,5 kg/100 kg hijauan. 2,5 kg/100 kg hijauan.
  • Tepung jagung : 3,5 kg/100 kg hijauan.
  • Dedak halus 5,0 kg/100 kg hijauan.
  • Ampas sagu : 7,0 kg/100 kg hijauan.
  • Panjang pemotongan rumput,Jika kita memotong rumput terlalu panjang, akan menyulitkan saat pengepakan ke dalam silo, dan kemungkinan masih banyak oksigen yang tersisa. Jadi ini akan menyulitkan tercapainya suasana anaerob,sedangakan pemotongan/pencincangan rumput yang terlalu lama akan berakibat menurunnya kandungan lemak susu, ruminasi, proses memamah biak, pengeluaran air liur (salivasi) dan menyebabkan rendahnya pH rumen (acidosis).

Jenis hijauan yang dapat kita buat silase

  • Rumput
  • Sorghum
  • Jagung
  • Biji-bijian kecil

Alat

  • Silo adalah alat yang akan kita pakai untuk melakukan proses fermentasi, pengawetan hijauan, dan penyiapan. Sebaiknya dengan kapasistas untuk 50 kg hijauan yang telah tercacah.
  • Mesin pencacah (Chopper) atau golok dan talenan: untuk mencacah hijauan yang akan kita buat silase.
  • Plastik atau bahan lain yang tidak tembus rembesan air sebagai pelapis pada dinding dan penutup silo.
    Ban bekas/bahan-bahan yang bisa kita gunakan sebagai pemberat.

Bahan

  • Hijauan makanan temak (bahan yang telah terpanen) yang akan kita awetkan dengan membuat silase.
  • Bahan pengawet (additif)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

  • Menggunakan jas laboratorium selama bekerja.
  • Gunakan chopper seperlunya, jauhkan tangan dari mata pisau chopper.
  • Berhati-hati ketika pembukaan silo, setelah proses ensilage berakhir karena proses yang tidak sempurna berbahaya untuk saluran pernafasan.
  • Setelah itu,gunakan blower untuk menghilangkan gas yang terbentuk dan tidak kita kehendaki.

Langkah Kerja Pembuatan Silase

1.Hijauan makanan ternak (rumput maupun limbah pertanian), dilayukan dengan cara kitta angin-anginkan kurang lebih semalaman, kemudian kita cacah dengan panjang potongan 2-5 cm atau dilakukan dengan mesin pencacah (chopper).

2.Cara menaburkan secara merata selapis demi selapis untuk hijauan dengan ketebalan 10 cm, kemudian diaduk sampai tercampur.Bila tidak dicampur dengan bahan pengawet/ additif, hijauan yang telah kita cacah dapat langsung di masukkan ke dalam silo.Jika diberi pengawet/additif, penambahannya dilakukan dengan cai rata.

3.Hijauan yang telah dicampur dengan additif atau pengawet, ditekan kuat-kuat dalam silo (bak silo/kantung plastik),dipadatkan dengan cara kita injak-injak sehingga tidak ada lagi udara yang tersisa (hampa udara)

4.Silo dapat kita bongkar sesudah proses fermentasi selesai (30 hari)

Kriteria Silase yang baik

  • pH sekitar 4
  • Kandungan air 60-70%.
  • Bau segar dan bukan berbau busuk.
  • Warna hijau masih jelas.
  • Tidak berlendir.
  • Tidak berbau mentega tengik.

2.Pengawetan Rumput Pakan dengan Pembuatan Hay

 

Hijauan kering atau hay merupakan hijauan pakan yang pada umumnya berasal dari rerumputan atau kekacangan, yang sengaja kita kurangi kadar airnya untuk cadangan pakan ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba.

Rumput yang telah terpotong segera kita keringkan hingga kadar airnya tinggial 10-20% saja. Semakin rendah kadar airnya, semakin baik pula kualitas hay yang kita hasilkan, karena dengan kadar air yang rendah, tidak ada lagi terjadi respirasi, fermentasi dan tumbuhnya jamur sehingga hijauan kering menjadi tahan lama.

Bahan untuk pembuatan hay sangat bergantung dari cara panennya, sebab panen yang kurang baik akan mengakibatkan banyak hijauan yang akan tercecer dan terbuang,bila hijauan telah kita panen dan belum sempat kita letakkan ke tempat yang teduh dan memadai, tertimpa hujan maka kualitas hijauan tersebut akan menurun.

Hijauan pakan segar yang dapat digunakan untuk bahan hay antara lain yakni rumput, tanaman bebijian (serealia), bebijian (kekacangan), hasil sisa tanaman pertanian, dan hasil sisa tanaman perkebunan.

Syarat hijauan bisa dibuat untuk hay yakni berasal dari tanaman yang belum terlalu tua, kandungan karbohidrat mudah larut masih tinggi, kandungan protein sedang sampai tinggi, dan tidak banyak tercampur dengan hijuan yang tidak dikehendaki.

Tujuan Pembuatan Hay

Tujuan pembuatan hay adalah untuk memanen hijauan pada umur optimum, yakni pada saat hijauan menjelang berbunga agar dapat kita peroleh nutrisi optimal,memanen hijauan pakan yang melimpah untuk persediaan pakan pada saat musim paceklik pakan,dan mengawetkan hijauan dengan cara menurunkan kadar airnya.

Hijauan yang akan kita jadikan hay ,kita potong-potong pada saat sebelum berbunga sehingga kandungan nutrisi masih tinggi.

Pada ternak ruminansia, hay digunakan sebagai pakan penting untuk sumber energi (jika hay berasal dari rerumputan, dan juga protein (jika hay berasal dari tanaman bebijian).

Hay berkualitas baik rata-rata mengandung serat kasar antara 25-35% dan total digestible nutrients (TDN) 45-55%. Berdasarkan kualitasnya, hay secara umum dibagi menjadi tiga kategori yakni hay kelas satu dengan kandungan protein tidak kurang dari 19% dan serat kasarnya tidak lebih dari 22%.

Agar hay dapat lebih awet disimpan, perlu diberi pengawet. Adapun macam-macam pengawet yang dapat dipakai antara lain garam dapur (Nacl), asam propionic, dan amonia cair. Garam sebagai pengawet diberikan 1-2% akan dapat mencegah timbulnya panas karena kandungan uap air,dan  juga dapat mengontrol aktivitas mikroba.

Syarat hijauan (tanaman) yang dibuat Hay

  • Bertekstur halus.
  • Dipanen pada awal musim berbunga.
  • Hijauan (tanaman) yang akan dibuat hay dipanen dari area yang subur.

Alat

  • Sabit rumput/gunakan mesin pemanen rumput.
  • Pelataran untuk menjemur rumput dan rak untuk menghamparkan rumput yang akan kita keringkan.
  • Alat pengukur kandungan air hay (Delmhorst digital hay meter and bale sensor).
  • Gudang untuk menyimpan hay.
  • Tali untuk mengikat hay yang sudah kering.

Bahan

  •  Rumput yang berbatang halus sehingga mudah kita keringkan.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

  • Gunakan jas laboratorium selama bekerja.
  • Bekerjalah secara serius dan berhati-hati.

Langkah Kerja Pembuatan Silase

  • Sabit rumput yang terdapat pada kebun rumput.
  • Lakukan penimbangan berat rumput.
  • Bila kita lakukan pengeringan dengan sinar matahari kerjakan pada lantai jemur, jika lantai jemur menggunakan para-para yang mendatar, maupun yang miring, hijauan hendaknya kita balik tiap 2 jam. Lama pengeringan tergantung tercapainya kandungan air antara12-20 %.
  • Jika memakai ‘dryer, hijauan bisa kita masukkan ke pengering. Selanjutnya lakukan pemotongan dengan panjang yang memadai dengan mesin pengering tersebut. Gunakan suhu pengering 100-250 C, hentikan bila kandungan air sudah mencapai 12-20%.
  • Lalu lakukan pengukuran kandungan air hay dengan menggunakan alat pengukur kandungan air
  • Ukur suhu gudang tempat penyimpanan hay.

Kriteria hay yang baik

  • Berwama tetap hijau meskipun ada yang berwama kekuning- kuningan.
  • Daun yang rusak tidak banyak, bentuk hijauan masih tetap utuh dan jelas, tidak terlalu kering sebab akan mudah patah.
  • Tidak kotor dan tidak berjamur.

Setelah mengetahui cara mengawetkan pakan ternak menggunakan teknik Silase dan Hay,ada baiknya juga jika Anda mengetahui bagaimana cara pemberian pakan yang tepat agar hewan ternak dapat lenbih lahap untuk meningkatkan pertumbuhan dan penggemukan hewan ternak Anda.

 

Mesin Chopper Rumput

Mesin Chopper Rumput atau Mesin Pencacah Rumput adalah mesin yang digunakan untuk merajang rumput rumputan yang sebagai bahan pakan ternak.

Alat ini sangat membantu meringankan para Peternak untuk merajang/memotong rumput yang ingin diawetakan,karena dengan adanya alat ini memudahkan kita dalam merajang dengan cara yang cepat dan tidak perlu lagi dengan cara manual karena membutuhkan waktu yang lama.

 

Mesin Chopper Rumput ( Perajang Rumput ) Terbaru – Melayani Transaksi E Katalog

Tinggalkan Balasan

Tertarik Dengan Mesin Kami? Hubungi kami sekarang, atau Anda dapat berdiskusi dengan kami :