Istilah plastik tentunya sudah sangat dikenal oleh banyak orang. Hampir semua barang yang kita jumpai dalam kehidupan sehari hari terbuat dari bahan dasar plastik, seperti peralatan rumah tangga, botol minuman, kantong keresek, sampai alat alat bangunan. Namun, apakah kamu tahu berapa lama sampah plastik terurai?
Penggunaan plastik dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan dan semakin berkembang secara luar biasa. Berdasarkan data dari Statistik Indonesia, total limbah plastik yang dihasilkan setiap tahunnya berjumlah sekitar 3,2 juta ton. Hal ini bukan tanpa alasan, karena plastik memiliki sifat yang mudah dibentuk, ekonomis, praktis, dan aman saat diolah menjadi berbagai produk.
Masalahnya sampah plastik semakin menjadi sorotan utama yang mempengaruhi kehidupan manusia dan lingkungan di Indonesia, karena sifatnya yang tidak mudah terurai. Hanya saja hal ini tidak dipahami betul oleh masyarakat, bahwa plastik bisa berdampak buruk terhadap lingkungan, dan pemakaian dalam waktu lama juga berbahaya bagi kesehatan.
Faktor yang Mempengaruhi Lama Penguraian Sampah Plastik
Siapa yang tidak mengenal plastik? Sejak tahun 1865, ketika plastik pertama kali diciptakan, penggunaannya telah menyebar luas di seluruh dunia. Plastik memiliki berbagai manfaat dalam kehidupan sehari hari, mulai dari peralatan rumah tangga hingga industri elektronik dan otomotif.
Pasalnya benda satu ini sulit untuk terurai, membutuhkan waktu ratusan bahkan ribuan tahun untuk terurai kembali di alam. Akan tetapi, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi lama sampah plastik terurai. Berikut ini beberapa poin penting beserta penjelasannya:
1. Tergantung pada Jenis Plastik
Proses penguraian sampah plastik memerlukan waktu yang sangat lama. Tapi, tidak semua jenis plastik memiliki tingkat keawetan yang sama, tergantung pada jenis masing-masing plastik. Seperti jenis plastik biodegradable yang dapat terurai secara alami.
Adapun jenis plastik yang lama terurainya, namun sering digunakan, seperti PVC, PP, HDPE, dan LDP. Sebaliknya jenis plastik seperti PC, PET, dan PS cenderung lebih cepat dan dapat terurai. Di bawah ini adalah contoh jenis sampah plastik beserta lama waktu terurainya:
Kantong Plastik Polyethylene
Kantong plastik yang terbuat dari bahan dasar polyethylene memerlukan waktu puluhan tahun untuk terurai, sekitar 10 sampai 20 tahun. Namun, kenyataannya, plastik tidak dapat terurai sepenuhnya. Plastik yang terdegradasi seiring waktu akan pecah menjadi partikel kecil yang dikenal sebagai microplastic.
Sedotan Berbahan Dasar Plastik
Sedotan plastik baru dapat terurai sepenuhnya setelah waktu yang cukup lama, sekitar 200 tahun, dan ini termasuk jenis plastik PE. Oleh sebab itu, untuk mengurangi dampak buruk plastik, kita bisa memilih cara alternatif ramah lingkungan seperti menggunakan sedotan stainless, kertas atau bambu dan menghindari sedotan plastik.
Botol dan Gelas Plastik
Botol dan gelas plastik sering digunakan sebagai wadah minuman kemasan dan umumnya terbuat dari PET. Dan ternyata, proses penguraian botol dan gelas plastik bisa memakan waktu hingga 450 tahun. Karena waktu proses pembuatannya melibatkan ikatan kimia yang menyebabkan tahan lama terhadap penguraian
Popok Satu Kali Pakai
Popok sekali pakai umumnya terbuat dari bahan polipropilena. 500 tahun lamanya waktu yang dibutuhkan dalam proses penguraian sampah ini. Selain itu, popok yang tidak di olah dengan baik dapat mencemari air tanah, sehingga menimbulkan ancaman serius bagi lingkungan.
Sikat Gigi Plastik
Secara umum, sikat gigi plastik dibuat dari bahan polipropilena (PP). Proses produksinya melibatkan molekul yang sangat panjang, yang juga berarti memerlukan waktu yang lama untuk terurai di lingkungan. Penting untuk diketahui bahwa sikat gigi plastik dapat memerlukan lebih dari 400 tahun untuk proses penguraian yang sempurna.
2. Kondisi Lingkungan TPS
Selain berdasarkan jenis plastik, kondisi lingkungan tempat pembuangan sampah juga dapat mempengaruhi lama sampah plastik terurai adapun beberapa faktor, yakni dari suhu, kelembaban, dan paparan sinar matahari.
Plastik akan terurai lebih cepat di lingkungan yang lembap dan pada suhu yang tinggi, karena kondisi ini dapat mempercepat reaksi kimia yang terjadi. Selain itu paparan sinar ultraviolet dari radiasi matahari dapat merusak ikatan kimia dalam plastik. Hal ini dapat mempercepat proses.
3. Ketebalan dan Ukuran Plastik
Ketebalan dan ukuran plastik dapat memengaruhi durasi proses penguraian sampah plastik di lingkungan. Karena, ukuran plastik yang tebal memiliki lebih banyak materi, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama untuk terurai dibandingkan degan plastik tipis lainnya.
Bakteri dan enzim hanya dapat bekerja pada permukaan plastik yang luas dan lebih kecil, plastik yang memiliki ukuran lebih besar memiliki permukaan yang lebih luas sehingga proses penguraiannya pun lebih lama.
4. Terdapat Bahan Sintetik
Pembuatan plastik biasanya melibatkan polimer, yang merupakan jenis bahan sintetik yang menjadi bahan dasar dalam pembuatan plastik. Polimer memiliki makna, yakni “poly” yang berarti banyak sementara itu “mer atau meros” merupakan struktur berulang yang biasa disebut dengan monomer.
Dengan demikian, polimer adalah senyawa yang memiliki jaringan struktural dengan banyak komponen yang berulang. Banyaknya struktur yang terulang ini menjadi salah satu penyebab mengapa proses penguraian polimer berlangsung lebih lama.
5. Plastik Termasuk Senyawa Xenobiotik
Plastik termasuk dalam kategori benda asing bagi mikroorganisme dan termasuk ke dalam senyawa xenobiotik. Sebagai akibatnya, plastik tidak mengandung enzim, sehingga mikroorganisme mengalami kesulitan dalam proses penguraian plastik.
Dalam proses pembuatan plastik melibatkan ikatan kimia yang sangat stabil, ikatan ini membuat plastik lebih tahan lama untuk terdegradasi. Oleh sebab itu, upaya dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai perlu kita laksanakan, supaya terhindar dari dampak buruk yang bisa terjadi kapan saja.
Dampak Sampah Plastik Terhadap Kesehatan
Sampah plastik yang terurai dengan sangat lambat tentunya akan memberikan dampak yang serius bagi lingkungan terutama kesehatan. Saat plastik berubah bentuk menjadi microplastic, partikel yang sangat kecil ini dapat mencemari air dan tanah. Microplastic juga dapat masuk ke dalam rantai makanan karena dapat mengontaminasikan produk perikanan dan pertanian.
Pencemaran pada air dari paparan microplastic bisa mengakibatkan stres dalam tubuh dan peradangan. Tidak hanya itu, paparan terhadap bahan kimia yang terkandung dari plastik, dapat menyebabkan gangguan sistem hormon manusia yang berpotensi menyebabkan masalah pernapasan, perkembangan anak, gangguan sistem reproduksi, kanker, dan lainnya.
Tentunya sangat berpotensi besar mengancam kesehatan makhluk hidup. Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-langkah proaktif dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai untuk melindungi kesehatan manusia serta lingkungan.
Metode Alternatif untuk Mengurangi Dampak Negatif
Penggunaan plastik di Indonesia terus mengalami peningkatan. Dari jenis barang yang penggunaannya sebentar sampai yang bertahan lama seperti peralatan dan perabotan. Kategori sampah plastik yang paling umum berasal dari kemasan dan wadah, termasuk botol minuman, botol sabun, wadah makanan, dan sejenisnya.
Tentunya penggunaan barang dengan jangka waktu lama akan memberikan dampak yang lebih serius. Berikut ini beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk membantu menjaga lingkungan dan mengurangi dampak negatif dari penggunaan plastik melalui prinsip 3R yaitu Recycle, Reduce, dan Reuse. Yuk, mari kita lihat penjelasan tentang 3R beserta contohnya:
1. Pengertian dan Penerapan Reuse
Reuse adalah prinsip pengelolaan sampah yang memiliki arti menggunakan ulang barang barang plastik sebanyak mungkin yang masih bisa digunakan dan dimanfaatkan sebelum dibuang. Misalnya, menggunakan kembali botol minuman, tempat makan atau tas belanja plastik sekali pakai.
Banyak produk dari bahan dasar plastik yang masih bisa kita gunakan dan memanfaatkan kembali walaupun dengan sedikit pengolahan ulang atau perbaikan. Dengan menerapkan prinsip ini, kita dapat meminimalkan penggunaan limbah yang tidak ramah lingkungan serta menghemat sumber daya alam yang ada.
2. Pengertian dan Penerapan Reduce
Reduce berarti mengurangi, atau merupakan salah satu langkah untuk mengurangi penggunaan barang barang yang tidak ramah lingkungan yang dapat berdampak negatif bagi ekosistem di bumi. Reduce dapat dilakukan dengan cara mengurangi penggunaan barang-barang sekali pakai, seperti kantong keresek, botol minuman, sedotan, plastik dan lainnya.
Dengan menerapkan prinsip ini kita dapat berkontribusi langsung dalam membantu menjaga keberlanjutan sumber daya alam yang terbatas dan mengurangi dampak negatif tersebut. Karena Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat mengakibatkan kerusakan pada ekosistem bumi.
3. Pengertian dan Penerapan Recycle
Recycle, yang berarti proses mendaur ulang atau mengolah kembali sampah plastik menjadi bahan produk baru yang dapat digunakan lagi. Konsep ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan bahan baku dan mengurangi akumulasi sampah plastik di tempat pembuangan akhir.
Contoh penerapan recycle dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan menggumpalkan dan mengolah sampah seperti kertas, logam, dan plastik untuk didaur ulang menjadi bahan baku baru. Salah satu cara yang cepat dan efektif untuk mendaur ulang limbah plastik yaitu melalui penggunaan mesin pencacah plastik.
Kenapa harus menggunakan mesin cacah plastik? Melalui penggunaan mesin pencacah plastik, limbah plastik dapat dihancurkan menjadi komponen yang lebih kecil. Dengan adanya partikel kecil ini, proses daur ulang menjadi lebih mudah. Berikut adalah langkah-langkah untuk menggunakan mesin cacah:
- Siapkan barang berupa sampah plastik dalam kondisi bersih dan sudah terpilah berdasarkan jenisnya.
- Pastikan mesin pencacah plastik sudah dalam kondisi siap pakai dan terpasang dengan tepat.
- Persiapkah wadah untuk menampung hasil dari cacahan plastik.
- Hidupkan mesin pencacah dan sesuaikan hingga stabil.
- Mesin siap di gunakan, lalu masukkan plastik ke dalam mesin penghancur.
- Tunggu prosses pencacahan hingga selesai.
- Matikan mesin pencacah plastik.
- Ambil hasil cacahan plastik dan kumpulkan dalam satu wadah.
- Cuci kembali hasil cacahan sampah.
- Terakhir, tiriskan dan keringkan agar sampah siap untuk diolah kembali menjadi produk kerajinan.
Dengan menggunakan mesin pencacah plastik, proses daur ulang dapat dilakukan dengan lebih efisien. Kemampuan mesin modern yang mampu menggiling sampah plastik hingga 75-100 kg per jam akan mempercepat proses daur ulang dibandingkan dengan metode manual.
Kesimpulan
Sampah plastik yang memerlukan puluhan bahkan ratusan tahun untuk terurai kembali tentunya akan memberikan dampak yang serius untuk lingkungan dan kesehatan makhluk hidup. Sebenarnya ada banyak cara alternatif yang dapat kita lakukan, seperti menerapkan prinsip 3R dalam keseharian kita.
Salah satu contoh penerapannya yaitu melalui proses daur ulang menggunakan metode modern. Metode ini menggunakan mesin unggulan cacah plastik dari Rumah Mesin. Yuk klik link di sini! Untuk informasi lebih lanjut mengenai mesin unggulan. Melalui prinsip ini menjadi salah satu solusi yang efektif dalam mengatasi masalah sampah dan mengurangi dampak negatifnya.