Macam-macam Cara Membuat Minyak Kelapa Secara Tradisional

Cara Membuat Minyak Kelapa dengan Metode Pengasaman

Minyak kelapa merupakan produk olahan kelapa yang mempunyai nilai ekonomi dan prospek pasar yang cukup baik untuk pengembangan agro industri kelapa. Kelapa merupakan salah satu dari sekian banyak biji tanaman yang dapat digunakan dalam pembuatan minyak. Minyak yang terbuat dari kelapa banyak digunakan masyarakat sebagai minyak goreng. Pembuatan minyak kelapa secara tradisional dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi.

Berdasarkan cara pembuatan dan pemisahan minyak kelapa secara umum dibagi menjadi dua cara, yaitu cara basah dan cara kering. Cara basah: Bahan baku yang digunakan dalam proses ini adalah kopra. Kopra dihasilkan dari daging buah kelapa yang dikeringkan melalui pemanasan yang diminimalkan, lalu diproses secara mekanik. Selanjutnya minyak akan keluar saat pengepresan. Cara kering: Bahan baku dihancurkan atau digiling atau di parut, lalu diperas untuk diambil santannya (coconut milk). Santan dipanaskan diatas kompor terus-menerus sambil terus diaduk dengan tujuan untuk memecah emulsi yaitu campuran air dan minyak dalam santan. Selanjutnya air akan menguap sampai habis kemudian proses pemisahan minyak dengan ampas dengan cara meniriskan.

Pada artikel ini akan membahas pada pemanfaatan buah kelapa untuk diolah menjadi minyak dengan berbagai cara tradisional, sehingga bisa menjadi referensi agar Anda bisa membuat sendiri di rumah.

Macam-macam Cara Pembuatan Minyak Kelapa Secara Tradisional

  • Pembuatan Minyak Entu

Pembuatan minyak entu dilakukan dengan cara sebagai berikut: buah kelapa yang sudah tua dikupas sabutnya, dibelah menjadi dua bagian, dan diambil daging buahnya, daging buah tersebut diparut dengan menggunakan tangan atau menggunakan mesin parut kelapa, kemudian dikukus hingga masak (kurang lebih selama 30 menit). Hasil pengukusan diperam dalam suatu wadah yang tertutup rapat selama dua hari dua malam, lalu dijemur selama satu atau dua hari, dan diperas dengan menggunakan tangan atau alat pemeras santan kelapa hingga keluar minyaknya. Sisa parutan kelapa yang sudah diperas tadi disebut entu.

  • Pembuatan Minyak Klentik

Pembuatan minyak klentik dilakukan dengan cara sebagai berikut: buah kelapa yang sudah tua dikupas kulitnya dan diambil daging buahnya, daging buah tersebut lalu diparut dan diremas-remas dengan air untuk diambil santannya, santan yang diperoleh lalu direbus hingga seluruh kandungan airnya menguap dan minyaknya berangsur-angsur timbul mengambang diatas santan. Minyak ini dipisahkan dan dapat digunakan atau disimpan dalam botol yang bersih. Endapan yang terdapat di bawah minyak disebut blondo atau ketis, memiliki rasa yang manis dan dapat digunakan sebagai lauk pauk.

  • Pembuatan Minyak Bledigan

Ampas kelapa (kelapa parut yang sudah diambil santannya) masih dapat dimanfaatkan untuk membuat bledigan. Pembuatan minyak bledigan dilakukan dengan cara sebagai berikut. Pertama-tama, ampas kelapa diletakkan dalam wadah keranjang, lalu dipadatkan dengan cara diinjak-injak, dan dibiarkan selama beberapa bulan (antara 3-4 bulan). Bahan ini biasa disebut gabar dan masih mempunyai kandungan minyak sekitar 5%. Setelah pemeraman, gabar diperas dengan alat pemeras dari kayu hingga didapatkan minyak bledigan.

  • Pembuatan Minyak Botokan

Pembuatan minyak botokan dilakukan dengan cara sebagai berikut: buah kelapa yang sudah tua dikupas kulitnya dan diambil daging buahnya, daging buah tersebut kemudian direndam dalam air selama dua hari dua malam, lalu diparut dan diambil santannya, santan yang diperoleh direbus atau digoreng hingga keluar minyaknya, sisa-sisa santan yang berwarna kelabu selanjutnya dipress dengan menggunakan alat pemeras yang terbuat dari kayu atau Alat Pemeras Santan Kelapa Manual hingga diperoleh minyak lagi. Sisa pengepresan tersebut dinamakan ketak, enak dimakan dan dapat digunakan sebagai lauk pauk.

  • Pembuatan Minyak dengan Metode Pengasaman

Komposisi daging kelapa terdiri atas protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air. Lemak yang merupakan komponen 34% daging kelapa adalah senyawa trigliserdia dari berbagai macam asam lemak. Asam lemak ini ada yang sebagai senyawa asam lemak jenuh maupun asam lemak tidak jenuh. Adanya asam lemak tidak jenuh ini yang sering menyebabkan rasa tengik pada minyak kelapa.

Pada pembuatan minyak kelapa, biasanya daging kelapa diparut dan dibuat santan yang kental atau santan kanil. Jadi, dalam santan kanil ini minyak dapat bercampur dengan air karena adanya senyawa protein.Pembuatan minyak kelapa secara umum adalah dengan cara memisahkan senyawa protein, sehingga minyak kelapa dapat terpisah dengan air. Pada pembuatan minyak entu, dilakukan dengan mengukus parutan kelapa dan kemudian disimpan beberapa hari untuk selanjutnya dijemur baru diperasa untuk memperoleh minyak. Proses mengukus ini dimaksudkan sebagai langkah untuk memisahkan protein, sehingga minyak tidak dapat bercampur dengan air.

Proses selanjutnya yaitu dijemur, bertujuan untuk menguapkan airnya, sehingga yang tertinggal adalah minyak dan dapat dipisahkan dari ampas dengan cara memeras atau mengepres dengan alat press kelapa.Pada pembuatan minyak klentik, antara minyak, air, dan protein dipisahkan dengan cara memanaskan santan. Proses pemanasan ini, mula-mula berfungsi untuk memisahkan protein sehingga minyak dapat terpisah dari air. Pemanasan selanjutnya adalah untuk menguapkan air, sehingga tinggal minyak dan kandungan komponen lain yang bergumpal-gumpal yang disebut blondo atau ketak.Pada pembuatan minyak botokan dan minyak bledigan, antara minyak dan air yang tercampur sempurna karena adanya protein, dipisahkan proteinnya dengan cara didiamkan beberapa hari. Proses selanjutnya juga dipanaskan untuk menguapkan air dan diperoleh minyak setelah dipress atau diperas. Proses mendiamkan santan selama beberapa hari yang kemudian dilanjutkan dengan pemanasan ini adalah untuk memecahkan campuran homogen antara minyak dan air oleh adanya protein yang disebut emulsi. Pemisahan protein dalam suatu campuran homogen terjadi karena proses koagulasi protein. Proses koagulasi protein dapat terjadi jika dilakukan pemanasan atau dengan mengubah keasaman atau pH dari larutan.

Pada proses pembuatan minyak kelapa dengan metode pengasaman ini, santan yang merupakan emulsi atau campuran homogen antara minyak dengan air oleh adanya protein ditambah dengan suatu asam. Penambahan asam ini bertujuan untuk mengubah pH campuran homogen atau emulsi tersebut sehingga protein yang ada dalam minyak akan terpisah karena proses koagulasi atau penggumpalan. Asam yang biasa dipakai untuk pembuatan minyak ini adalah asam cuka dengan pertimbangan bahwa asam ini juga biasa dikonsumsi sebagai makanan.

Proses pembuatan minyak kelapa secara tradisional ini sama sekali tidak menggunakan zat kimia dan pelarut minyak. Dari proses seperti ini, rasa minyak yang dihasilkan lembut dengan bau khas kelapa yang unik. Anda juga bisa membuat minyak kelapa dengan menggunakan mesin pembuat minyak kelapa agar pengolahan minyak kelapa semakin mudah dan minyak kelapa yang dihasilkan lebih berkualitas untuk di produksi, mesin minyak kelapa antara lain seperti Mesin Pengupas Sabut Kelapa, Mesin Parut Press Santan Kelapa, Mesin Pemeras Santan Kelapa Model Ulir, Mesin Minyak Kelapa Suplai Pabrik, dan lain sebagainya.

Khasiat buah kelapa memang sudah terkenal sejak lama. Masyarakat Indonesia biasa menggunakan air kelapa untuk mengobati demam, penawar racun, dan menetralkan racun karena obat. Bahkan, penduduk di Kepulauan Pasifik mempunyai tubuh yang sehat dan gigi yang kuat karena mereka terbiasa makan dengan menggunakan kelapa. Sejumlah ahli meyakini, mengonsumsi makanan yang mengandung kelapa memberikan beberapa manfaat, antara lain kadar kolesterol rendah, kesehatan tubuh terjaga, mencegah penyakit keturunan, dan sebagainya.

Baca Juga: Cara Membuat Minyak Kelapa yang Perlu Anda Ketahui