Apa Saja Bahan Membuat Pupuk Kompos Organik Itu ?

pembuatan pupuk

Pertanian berkelanjutan membutuhkan pendekatan yang holistik dalam menyuburkan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat. Oleh karena itu, salah satu solusi yang semakin populer adalah penggunaan pupuk kompos. Selain itu, pupuk kompos, yang terbuat dari bahan organik melalui proses dekomposisi bahan hijau dan cokelat, merupakan bahan pupuk kompos yang efektif dan ramah lingkungan.

Dengan menggunakan pupuk kompos, kita dapat meningkatkan kesuburan tanah dan memberikan nutrisi yang seimbang kepada tanaman secara alami. Selain memberikan nutrisi, penggunaan bahan hijau dalam pupuk kompos juga membantu mengurangi limbah organik. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang bahan pupuk kompos, keberhasilannya dalam menyuburkan tanah, dan manfaatnya untuk pertanian berkelanjutan.

Baca Juga :

Cara Membuat Komposter yang Mudah dan Praktis

Sejarah Pupuk Kompos

Manusia telah menggunakan pupuk kompos sejak zaman kuno. Di mana mereka mengumpulkan dan mengomposkan bahan organik untuk memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan hasil pertanian.

Praktik penggunaan pupuk kompos sudah ada sejak zaman Mesir Kuno, Yunani Kuno, dan Romawi Kuno, di mana orang-orang di sana menggunakan pupuk kompos untuk meningkatkan kesuburan tanah dan hasil pertanian.  Selama Abad Pertengahan, penggunaan pupuk kompos menjadi umum di Eropa. Pada Revolusi Pertanian di abad ke-18, manusia semakin meningkatkan praktik penggunaan pupuk kompos.

Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian tentang pupuk kompos semakin berkembang. Dan pada abad ke-20, pupuk kompos menjadi populer sebagai alternatif yang ramah lingkungan dalam pertanian organik dan gerakan keberlanjutan.

Saat ini, penggunaan pupuk kompos terus meningkat sebagai cara yang berkelanjutan dan efektif untuk memperbaiki kesuburan tanah dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

Apa Itu Pupuk Kompos ?

Pupuk adalah bahan yang digunakan untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman agar dapat tumbuh dengan baik. Pupuk memberikan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, serta elemen mikro lainnya. Tujuan penggunaan pupuk adalah untuk memperbaiki kesuburan tanah dan memastikan bahwa tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhannya.

Kompos adalah jenis pupuk yang terbuat dari bahan organik melalui proses dekomposisi atau penguraian bahan hijau dan bahan cokelat. Bahan hijau umumnya mengandung nitrogen, sedangkan bahan cokelat mengandung karbon. Proses pengomposan melibatkan mikroorganisme seperti bakteri dan fungi yang menguraikan bahan organik menjadi pupuk yang kaya akan nutrisi dan bahan organik.

Sedangkan, pupuk kompos adalah pupuk yang dihasilkan melalui proses pengomposan bahan organik. Pupuk kompos memiliki beberapa keunggulan. Pertama-tama, pupuk kompos mampu menyediakan nutrisi alami dan seimbang bagi tanaman. Selain itu, pupuk kompos juga mampu meningkatkan kualitas dan kesuburan tanah secara signifikan. Penggunaan pupuk kompos juga dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Sehingga, penggunaan pupuk kompos juga dapat membantu mengurangi limbah organik yang dihasilkan. Terakhir, pupuk kompos dapat meningkatkan aktivitas biologis dan kesehatan tanah secara keseluruhan.

Mengapa Kompos Penting?

Pupuk kompos adalah sumber nutrisi alami dan kaya akan zat organik. Ketika diterapkan pada tanah, kompos membantu meningkatkan kesuburan dan kualitas tanah.

Nutrisi yang terkandung dalam kompos membantu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan retensi air, dan memperbaiki kemampuan tanah untuk menyediakan nutrisi bagi tanaman. Selain itu, penggunaan kompos dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang berpotensi merusak lingkungan.

Keuntungan

Membuat pupuk kompos memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

  • Pengelolaan Limbah 

Dengan membuat pupuk kompos, Anda dapat mengelola dan mendaur ulang limbah organik seperti sisa makanan, daun kering, jerami, dan rumput menjadi bahan yang berguna dan bernilai tinggi. Selain itu, proses ini juga membantu mengurangi jumlah limbah yang berakhir di tempat pembuangan akhir.

  • Peningkatan Kesuburan Tanah

Pupuk kompos adalah sumber nutrisi yang alami dan kaya akan zat organik. Selain itu, saat diterapkan pada tanah, pupuk kompos membantu meningkatkan kesuburan dan kualitas tanah secara signifikan.

  • Pengurangan Ketergantungan pada Pupuk Kimia

Dengan menggunakan pupuk kompos, Anda dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Selain itu, pupuk kompos memberikan nutrisi yang alami dan berkelanjutan bagi tanaman, yang pada gilirannya dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berpotensi merusak lingkungan dan kesehatan manusia. Dengan demikian, penggunaan pupuk kompos memiliki dampak positif yang luas dan berkelanjutan.

  • Mikroba dan Organisme Tanah

Pupuk kompos mengandung berbagai mikroba dan organisme tanah yang menguntungkan. Mikroba ini membantu meningkatkan kesehatan tanah dan meningkatkan aktivitas biologis di dalamnya.

  • Penghematan Biaya

Anda dapat memanfaatkan limbah organik yang ada, seperti sisa makanan, daun kering, atau rumput. Dengan mengubahnya menjadi pupuk kompos, Anda menghasilkan sumber daya yang bernilai secara gratis.

  • Kontribusi terhadap Lingkungan

Anda secara aktif berkontribusi pada perlindungan lingkungan. Selain itu, dengan mengurangi limbah organik yang masuk ke tempat pembuangan akhir atau tempat pembakaran sampah, Anda juga membantu mengurangi emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada perubahan iklim. Selain itu, penggunaan pupuk kompos juga memberikan manfaat positif dalam meningkatkan kualitas tanah dan keanekaragaman hayati.

Dengan demikian, keuntungan-keuntungan ini menjadikan pembuatan pupuk kompos sebagai pilihan yang menarik dalam mendukung pertanian berkelanjutan, pengelolaan limbah yang lebih baik, serta konservasi lingkungan secara keseluruhan.

Alat dan Bahan 

Berikut adalah daftar alat yang diperlukan:

  1. Tumpukan Kompos : Area atau wadah untuk mengomposkan bahan-bahan organik.
  2. Alat Pemotong : Gunting taman atau pisau untuk memotong bahan organik yang lebih besar menjadi ukuran yang lebih kecil.
  3. Alat Pengaduk : Garpu taman atau alat pengaduk kompos untuk membalik tumpukan dan memperbaiki sirkulasi udara.
  4. Alat Penyiram : Sprayer atau selang air untuk menyiram tumpukan kompos dan menjaga kelembaban yang tepat.
  5. Timbangan : Mengukur bahan organik dengan proporsi yang tepat.

Bahan yang diperlukan:

  1. Bahan Organik: Sisa-sisa tanaman, daun kering, jerami, rumput (sudah berbentuk cacah), sisa makanan organik, kotoran hewan (seperti kotoran sapi atau kambing), serbuk gergaji kayu, dll.
  2. Bahan Hijau : Bahan organik segar seperti rumput segar, sisa makanan hijau, atau dedaunan segar yang mengandung tinggi nitrogen.
  3. Bahan Coklat : Bahan organik kering seperti daun kering, jerami, serbuk gergaji kayu, atau kertas koran yang mengandung tinggi karbon.
  4. Starter Kompos : Tanah  yang sudah matang, untuk membantu memulai proses pengomposan.
  5. Air : Untuk menjaga kelembaban tumpukan kompos.

Pastikan untuk memilih bahan organik yang bebas dari bahan berbahaya seperti pestisida. Selain itu, Anda dapat menyesuaikan ukuran dan proporsi bahan organik yang Anda gunakan sesuai dengan kebutuhan Anda, tergantung pada jenis tumbuhan yang akan Anda tanam dan kebutuhan khusus tanah yang Anda miliki.

Dengan alat dan bahan yang tepat, Anda dapat memulai proses pembuatan pupuk kompos di rumah Anda sendiri. Selanjutnya, ingatlah untuk memelihara tumpukan kompos dengan baik. Pastikan kelembaban yang tepat dengan melakukan penyiraman secara teratur dan menjaga kelembaban seperti kain yang sedikit basah.

Selain itu, lakukan pemeliharaan rutin seperti membalik tumpukan menggunakan alat pengaduk kompos untuk memperbaiki sirkulasi udara dan mempercepat proses pengomposan. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, Anda akan dapat mencapai pupuk kompos yang matang lebih cepat dan efisien.

Membuat Pupuk Kompos : Bahan Hijau

pembuatan pupuk kompos menggunakan bahan hijau

1. Pilih Bahan Hijau yang Tepat

Bahan hijau termasuk rumput segar, daun hijau, sisa makanan hijau (sayuran atau buah-buahan), potongan tanaman hijau, dan kertas koran yang cacah.

Hindari menggunakan bahan hijau yang sudah terkontaminasi dengan pestisida atau bahan kimia lainnya.

2. Persiapan Bahan Hijau

Cacah atau potong bahan hijau menjadi potongan kecil agar lebih mudah terurai.

Hindari menggunakan bahan hijau yang terlalu basah atau lumpur karena ini dapat menghambat proses pengomposan.

3. Membangun Tumpukan Kompos

Pilih lokasi yang terkena sinar matahari secukupnya untuk membangun tumpukan kompos.

Mulailah dengan lapisan bahan hijau sebagai lapisan pertama di dasar tumpukan.

Tambahkan lapisan bahan coklat seperti daun kering atau jerami sebagai lapisan berikutnya.

Lanjutkan dengan lapisan bahan hijau dan bahan coklat secara bergantian, membentuk tumpukan yang berulang.

4. Pemeliharaan Tumpukan Kompos

Pastikan tumpukan kompos tetap lembab dengan penyiraman secara teratur, terutama pada lapisan bahan hijau yang lebih kering.

Secara berkala, balik dan aduk tumpukan kompos menggunakan garpu taman untuk memperbaiki sirkulasi udara dan mempercepat pengomposan.

Jaga suhu tumpukan kompos agar tetap antara 50 hingga 70 derajat Celsius, yang akan membantu mempercepat dekomposisi bahan organik.

5. Proses Pengomposan dan Pemantauan

Proses pengomposan dengan menggunakan bahan hijau dapat memakan waktu sekitar 3 hingga 6 bulan tergantung pada kondisi dan perawatan tumpukan kompos.

Pemantauan tanda-tanda pengomposan yang baik meliputi perubahan warna menjadi gelap, aroma yang harum, dan tekstur yang lebih hancur.

6. Penggunaan Pupuk Kompos

Setelah bahan hijau terurai sepenuhnya dan berubah menjadi pupuk matang, Anda dapat menggunakannya untuk memberi nutrisi tanaman di kebun, perkebunan, atau tanaman hias.

Campurkan pupuk kompos dengan tanah saat menanam atau taburkan di sekitar tanaman untuk memberikan nutrisi yang seimbang.

Membuat Pupuk Kompos : Bahan Coklat

pembuatan pupuk kompos menggunakan bahan coklat

1. Pilih Bahan Coklat yang Tepat

Bahan coklat meliputi daun kering, jerami, serbuk gergaji kayu, kertas koran cacah, dan ranting kering.

Hindari menggunakan bahan coklat yang terkontaminasi dengan bahan kimia atau cat.

2. Persiapan Bahan Coklat

Cacah atau potong bahan coklat menjadi potongan kecil agar lebih mudah terurai.

Hindari menggunakan bahan coklat yang terlalu besar atau terlalu tebal karena ini dapat memperlambat proses pengomposan.

3. Membangun Tumpukan Kompos

Pilih lokasi yang terkena sinar matahari secukupnya untuk membangun tumpukan kompos.

Mulailah dengan lapisan bahan coklat sebagai lapisan pertama di dasar tumpukan.

Tambahkan lapisan bahan hijau seperti rumput segar atau sisa makanan hijau sebagai lapisan berikutnya.

Lanjutkan dengan lapisan bahan coklat dan bahan hijau secara bergantian, membentuk tumpukan yang berulang.

4. Pemeliharaan Tumpukan Kompos

Pastikan tumpukan kompos tetap lembab dengan penyiraman secara teratur, terutama pada lapisan bahan hijau yang lebih kering.

Secara berkala, balik dan aduk tumpukan kompos menggunakan garpu taman untuk memperbaiki sirkulasi udara dan mempercepat pengomposan.

Jaga suhu tumpukan kompos agar tetap antara 50 hingga 70 derajat Celsius, yang akan membantu mempercepat dekomposisi bahan organik.

5. Proses Pengomposan dan Pemantauan

Proses pengomposan dengan menggunakan bahan coklat dapat memakan waktu sekitar 6 hingga 12 bulan tergantung pada kondisi dan perawatan tumpukan kompos.

Pemantauan tanda-tanda pengomposan yang baik meliputi perubahan warna menjadi gelap, aroma yang harum, dan tekstur yang lebih hancur.

6. Penggunaan Pupuk Kompos

Setelah bahan coklat terurai sepenuhnya dan berubah menjadi pupuk matang, selanjutnya Anda dapat menggunakannya untuk memberi nutrisi tanaman di kebun, perkebunan, atau tanaman hias.

Dengan demikian, pupuk kompos yang telah matang ini dapat secara efektif meningkatkan kesuburan tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman secara alami.

Faktor Keberhasilan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam membuat pupuk kompos. Dibawah ini merupakan beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan :

Bahan Baku Utama Pembuatan Pupuk Kompos

Pilih bahan organik yang baik dan seimbang untuk kompos dengan memperhatikan proporsi yang tepat antara bahan hijau dan bahan cokelat. Bahan hijau, seperti rumput segar dan daun hijau, memberikan nutrisi yang kaya akan nitrogen, sementara bahan cokelat, seperti jerami dan daun kering, memberikan kandungan karbon yang tinggi. Keseimbangan antara kedua jenis bahan ini penting untuk menciptakan kondisi pengomposan yang optimal.

Selain itu, pastikan untuk menghindari penggunaan bahan organik yang terkontaminasi oleh bahan kimia atau penyakit. Memilih bahan organik yang bersih dan bebas dari kontaminan akan memastikan bahwa pupuk kompos yang dihasilkan aman dan berkualitas tinggi untuk digunakan dalam pertanian atau kebun Anda.

Ukuran Potongan

Potong bahan organik menjadi ukuran kecil agar mempercepat proses dekomposisi. Potongan yang terlalu besar memperlambat proses penguraian.

Perbandingan Karbon dan Nitrogen (C/N Ratio)

Pastikan perbandingan karbon dan nitrogen dalam kompos seimbang. Rasio yang baik adalah sekitar 25-30 bagian karbon untuk setiap bagian nitrogen. Terlalu banyak karbon dapat membuat proses dekomposisi lambat.

Kelembaban

Kompos membutuhkan kelembaban yang tepat untuk memfasilitasi pertumbuhan mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam proses penguraian. Pastikan kompos selalu lembab, tetapi tidak terlalu basah yang dapat menyebabkan pembusukan.

Ventilasi dan Aerasi

Pastikan ada ventilasi yang cukup dalam tumpukan kompos untuk memastikan pasokan oksigen yang cukup. Oksigen diperlukan untuk mendukung aktivitas mikroorganisme yang aerob.

Suhu

Suhu juga mempengaruhi proses penguraian. Jaga suhu di dalam tumpukan kompos agar tetap hangat (antara 50-65 derajat Celsius) untuk mempercepat dekomposisi. Pemanasan berlebihan dapat membunuh mikroorganisme yang menguraikan bahan organik.

Pemeliharaan dan Pemutaran

Aduk atau putar tumpukan kompos secara teratur untuk memastikan dekomposisi yang merata dan mencegah pertumbuhan bakteri anaerobik yang tidak diinginkan.

Waktu

Dalam proses pembuatan pupuk kompos, memerlukan waktu yang cukup bagi bahan organik untuk mengalami penguraian dan menjadi kompos yang matang. Selain itu, waktu yang diperlukan juga dapat bervariasi tergantung pada bahan baku yang digunakan, kondisi lingkungan yang mempengaruhi proses dekomposisi, serta metode yang digunakan dalam pembuatan pupuk kompos.

 

Perbedaan Pupuk Bahan Coklat dan Hijau

Berikut adalah tabel perbedaan antara pupuk bahan coklat dan hijau :
tabel perbedaan pupuk kompos bahan hijau dan coklat

Pupuk bahan coklat, seperti daun kering dan jerami, memberikan kontribusi dalam menciptakan struktur tanah yang baik dan membantu menjaga kelembaban. Mereka memperbaiki drainase tanah dan mencegah penggumpalan.

Pupuk bahan coklat juga mengandung lebih banyak karbon, yang penting untuk menghasilkan energi bagi organisme pengurai dalam proses pengomposan. Di sisi lain, pupuk bahan hijau, seperti sisa makanan segar dan rumput segar, mengandung lebih banyak nitrogen dan air.

Mereka memberikan nutrisi yang cepat tersedia bagi tanaman dan mendorong pertumbuhan daun yang subur. Kedua jenis pupuk tersebut memiliki peran yang penting dalam pembuatan pupuk kompos yang seimbang dan berkualitas.

Menggabungkan bahan organik hijau dan coklat dalam proporsi yang tepat akan menciptakan pupuk kompos yang kaya akan nutrisi dan memiliki struktur tanah yang baik.

Penutup

Dalam kesimpulan, penggunaan pupuk kompos dapat menjadi solusi yang efektif dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman serta mendukung praktik pertanian yang berkelanjutan. Selain memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman, penggunaan bahan hijau dalam pupuk kompos juga membantu mengurangi limbah organik.

Dengan demikian, pupuk kompos berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pertanian dan memberikan manfaat jangka panjang bagi tanah, tanaman, dan lingkungan secara keseluruhan. Oleh karena itu, memanfaatkan pupuk kompos secara optimal merupakan langkah yang baik menuju pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.