Contoh Tanaman Perkebunan yang Mudah Ditanam Dimana Saja

Di Indonesia perkebunan sangat dominan sebagai mata pencaharian masyarakat. Contoh tanaman perkebunan juga beraneka ragam dengan nilai jual yang berbeda-beda. Maka dari itu sektor perkebunan sangat dominan dilakukan masyarakat Indonesia.

Bagaimana tidak? Sumberdaya Alam baik yang internal maupun external sangat memadai untuk dilakukan perkebunan. Namun sebelum itu apakah kamu tahu apa itu perkebunan? dan apa bedanya dengan pertanian? Simaklah ulasan berikut ini.

 

Definisi Perkebunan

Perkebunan, adalah segala kegiatan yang membudidayakan tumbuhan tertentu di atas tanah dan media tanam lainnya dalam ekosistem yang tepat.

Pengolahan dan pemasaran barang dan jasa dari tanaman tersebut dengan dukungan iptek, modal hingga manajemen. Sehingga terwujud kesejahteraan masyarakat dan pelaku usaha perkebunan.

Keberadaan perkebunan tentunya didukung dengan lahan usaha yang luas. Posisi tanah yang ideal berada di daerah tropis dan subtropis.

Pengelolaan lahan ini diharapkan mampu menghasilkan komoditas komersial dalam skala besar. Selanjutnya hasil panen tersebut dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan lokal.

Meski identik dengan lahan luas, ada juga perkebunan yang membutuhkan lahan minim. Tujuannya adalah untuk menjaga stabilitas sistem produksi dan mempertahankan persentase keuntungan. Selain itu, banyak perkebunan yang menerapkan metode monokultur.

 

Perbedaan Perkebunan dan Pertanian

Perbedaan antara pertanian dan perkebunan adalah bahwa pertanian tidak melibatkan segala bentuk eksperimen, penelitian atau metode ilmiah.

Perkebunan yang tumbuh subur dengan sistem ini dan sering melakukan lebih banyak penelitian di bidang tersebut dengan tujuan memberikan solusi yang lebih baik untuk masalah yang ada di budidaya.

Faktor lain yang membedakan pertanian dan perkebunan adalah bahwa pertanian tidak hanya melibatkan pangan, tetapi juga bahan baku, bahan bakar, dan serat.

Perkebunan, bagaimanapun, berkembang terutama dalam budidaya tanaman pangan dan sarana yang dengannya kualitas tanaman dapat ditingkatkan.

Pertanian hanya memusatkan perhatian pada penyediaan kebutuhan populasi yang terus bertambah dan oleh karena itu cenderung menjadi tanaman tunggal dan mengurangi keanekaragaman hayati,

Sedangkan keanekaragaman hayati perkebunan dan ekologi suksesi. Oleh karena itu, pertanian tetap menjadi salah satu metode atau sistem tertua dan merupakan tanda awal peradaban.

Perkebunan adalah metode budidaya yang baru diperkenalkan yang memasukkan sains dalam misinya juga.

 

Sejarah Perkebunan di Indonesia

contoh tanaman perkebunan

Perkebunan Indonesia telah berkembang pesat dalam sejarah. Lebih dari lima abad lalu, laut nusantara dipenuhi lalu lintas perdagangan komoditas utama hasil perkebunan, seperti lada, pala, cengkeh dan rempah-rempah yang kemudian berkembang dengan berbagai komoditas tambahan, seperti kopi, kakao, karet. dan minyak.

Kelapa sawit yang masih menjadi produk andalan perekonomian nasional.

Awalnya, perkebunan adalah sistem ekonomi pertanian komersial bergaya kolonial. Sistem perkebunan ini dibawa oleh perusahaan kapitasi asing, yang notabene sistem perkebunan Eropa.

Sistem perkebunan Eropa sangat berbeda dengan perkebunan rakyat yang bersifat tradisional dan dibudidayakan dalam skala kecil dengan partisipasi modal yang minim.

Baca juga Ternak Kelinci Pedaging Untuk Mulai Bisnis Barumu.

Perkebunan adalah bagian dari sistem ekonomi pertanian komersial yang diwujudkan dalam bentuk pertanian tanaman komersial, menggunakan lahan yang luas, memiliki organisasi buruh yang besar dengan pembagian kerja yang rinci, serta sistem administrasi dan birokrasi.

1. Periode Kolonial Belanda

Sistem pertamanan Indonesia pada awalnya merupakan sistem usaha pertanian tradisional yang sudah ada sebelum datangnya VOC pada tahun 1600. Saat itu, sistem usaha perkebunan rakyat menjadi sumber eksploitasi komoditas perdagangan untuk pasar Eropa.

Sistem penyerahan paksa yang digunakan oleh VOC untuk mengeksploitasi komoditas ekspor ini bahkan berlanjut hingga awal abad ke-19, meskipun pemerintah kolonial telah beralih dari VOC ke tangan pemerintah Hindia Belanda sejak tahun 1800-an.

Proses perubahan sistem usaha perkebunan menjadi perusahaan perkebunan di Indonesia pada saat itu adalah perubahan teknologi dan pengorganisasian proses produksi yang sangat erat kaitannya dengan perubahan kebijakan politik kolonial dan sistem kapitalis kolonial yang menjadi latar belakangnya.

Secara umum perkembangan sistem perkebunan pada masa kolonial mengalami 2 fase perkembangan yaitu industri perkebunan negara yang kemudian bergeser ke industri perkebunan swasta.

Sistem tanam paksa merupakan salah satu bentuk industri perkebunan negara yang merupakan kelanjutan dari politik eksploitasi yang dilakukan secara tidak langsung yaitu melalui kepala pemerintahan feodal lokal, kemudian eksploitasi pemerintah kolonial dilakukan secara langsung dengan menggunakan negara.

Penerapan sistem eksploitasi baru ini dilakukan melalui birokrasi pemerintahan yang secara langsung berfungsi sebagai pelaksana dalam mobilisasi sumber daya ekonomi agraria kolonial, yaitu penguasaan tanah dan tenaga kerja.

Perubahan kebijakan politik kolonial pada tahun 1870-an terjadi setelah adanya pergeseran kebijakan politik konservatif ke politik liberal, yaitu keluarnya Agrarische Wet atau Undang-Undang Agraria. Implikasinya, politik eksploitasi yang semula dikelola oleh perusahaan negara digantikan oleh perusahaan swasta.

Perubahan ini ditandai dengan maraknya gelombang pembukaan perkebunan industri yang dilakukan oleh para pengusaha Eropa di daerah jajahan.

Perkebunan masyarakat / adat juga berkembang pesat dalam kurun waktu 1894-1939. Saat itu, nilai produksi mereka naik dua kali lipat 10 kali lipat, sedangkan perkebunan Barat hanya dua kali lipat.

Dalam perkembangan perkebunan pada abad ke-20, partisipasi masyarakat dalam bertani mulai terlihat, bahkan di beberapa daerah terdapat kecenderungan masyarakat untuk mengutamakan komoditas perkebunan.

2. Periode Penjajahan Jepang

Pada masa penjajahan Jepang 1942-1945, perekonomian perkebunan dikatakan terhenti akibat penurunan produksi perkebunan yang drastis.

Hal ini disebabkan kebijakan pemerintah Jepang yang meningkatkan produksi pangan untuk kepentingan perang ekonomi dengan membongkar tanaman perkebunan dan menggantinya dengan tanaman pangan.

Awalnya pembongkaran lahan perkebunan dilakukan pada lahan yang paling mudah diubah menjadi tanaman pangan, yaitu perkebunan tembakau dan tebu. Namun, perambahan taman akhirnya menyebar ke tanaman keras yang terus berkembang.

Kerusakan terparah terjadi pada tanaman teh dengan kehilangan tidak kurang dari 1/3 luas lahan, hilangnya karet 12% dari luas lahan asli, dan hilangnya kelapa sawit sebanyak 16% dari luas lahan asli.

Pendudukan Jepang memiliki tinta hitam dalam sejarah perkebunan di Indonesia. Keadaan ini semakin parah karena pada masa konsolidasi pemerintah Republik Indonesia telah mengusir Jepang, lahan perkebunan dikuasai oleh masyarakat sekitar dan diganti dengan tanaman pangan.

3. Periode Restorasi Perkebunan

Berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945 merupakan puncak momentum perjuangan bangsa. Penyelenggaraan pemerintahan saat itu masih melakukan konsolidasi terhadap permasalahan teritorial dan ancaman dari luar negeri.

Dalam kurun waktu 1945-1949, tidak ada stabilitas politik baik di pusat maupundi daerah. Krisis kabinet yang terus berlanjut di pusat dan munculnya gerakan separatis anti-pusat di daerah yang menyebabkan pembangunan dan pembangunan ekonomi menjadi terkendala dan terpuruk.

Pada tahun 1952, 98% perkebunan karet, 88% perkebunan kelapa sawit, dan 80% perkebunan serat telah dibuka kembali. Upaya restorasi perkebunan didasarkan pada faktor-faktor berikut.

  • Besarnya kerusakan suatu perkebunan, khususnya permodalan dan peralatan pengolahan.
  • Jumlah modal yang dibutuhkan untuk mengoperasikannya jika kerusakan parah
  • Areal lahan perkebunan yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk bercocok tanam tanaman pangan
  • Jumlah kompensasi yang diminta oleh badan atau organisasi yang mengelola manajemen
  • Aktivitas pencuri / perampok lokal yang dapat mengganggu operasional perkebunan
  • Areal tanah yang ditempati masyarakat secara ilegal.

4. Masa Nasionalisasi Perusahaan Swasta Belanda dan Pemerintahan Orde Baru

Nasionalisasi perusahaan swasta Belanda diserahkan pemerintah Indonesia kepada pemerintah Belanda terkait kedaulatan rakyat Irian Barat.

Sejak kegagalan pemerintah Indonesia di Irian Barat dalam pemungutan suara di PBB pada tanggal 29 November 1957, terjadi gelombang pemogokan pekerja yang bekerja di perusahaan perkebunan Belanda. Pemogokan ini segera diikuti oleh pengambilalihan perusahaan dan perkebunan Belanda oleh para pekerja.

Pola pembangunan yang telah dilaksanakan / ditentukan oleh pemerintah sejak orde baru antara lain sebagai berikut:

  1. Sejak tahun 1967, eksploitasi perkebunan kelapa sawit telah dikelola oleh dua kelompok perusahaan, yaitu Perusahaan Perkebunan Negara (PNP) dan Perkebunan Besar Swasta Nasional (PBSN).
  2. Skema Perkebunan Inti Rakyat (PIR) berupa NES / PIR-Bun tahun 1977/1978, yaitu PIR-Lokal, PIR-Khusus, PIR-Binaan, dan PIR-Trans.
  3. Sejak 16 Desember 1978 – 3 Juni 1991, pemerintah melakukan intervensi dalam perdagangan komoditas kelapa sawit.

5. Masa Reformasi dan Awal Pelaksanaan UU Perkebunan Nomor 18 Tahun 2004

Kegiatan pembangunan dari tahun 2000 hingga 2004 berada pada era reformasi pembangunan di segala bidang yang menyebabkan terjadinya perubahan paradigma pengelolaan pembangunan sesuai dengan UU No. 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah dan PP N0.25 / 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom.

Pergeseran paradigma ini menggeser inisiatif dari dominasi pemerintah ke inisiatif komunitas, dari pendekatan sektoral ke pendekatan jaringan, dari sentralisasi ke desentralisasi, dari sistem komando ke sistem bebas, dari kebutuhan nyata menjadi kebutuhan bersama, dan dari pendekatan produksi ke pendekatan produktivitas.

 

Manfaat Perkebunan

Perkebunan dapat dikatakan sebagai bagian dari sub sektor pertanian di Indonesia. Manfaat perkebunan bagi lingkungan dan manusia, yaitu:

1. Sumber Mata Pencaharian

Keberadaan perkebunan akan menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat sekitar. Hal ini dikarenakan perkebunan dengan areal yang luas membutuhkan pengelola pabrik dan pengasuh.

Hal tersebut bisa dilakukan oleh manusia mulai dari proses budidaya, persiapan panen, hingga pasca panen. Padahal, perusahaan perkebunan besar bisa menjanjikan prospek karir dan pendapatan yang tinggi.

2. Produsen Oksigen

Sebagian besar tumbuhan di perkebunan merupakan tumbuhan hijau yang dapat melakukan proses fotosintesis. Proses ini diduga menghasilkan oksigen dan udara sehat bagi lingkungan sekitarnya.

Efek positif lainnya adalah tanaman dapat meminimalkan pencemaran udara dan radikal bebas. Tumbuhan hijau akan menyerap CO2 dan membuat bahan fotosintesis, sehingga kandungan polutan udara berkurang.

3. Tempat Wisata

Sekarang pemerintah sedang menggalakkan perkebunan agrowisata. Dimana perkebunan berfungsi sebagai tempat wisata pendidikan. Saat wisatawan berkunjung, mereka akan mempelajari berbagai proses budidaya tanaman hingga tahap panen.

Perkebunan sebagai tempat wisata juga menjanjikan prospek pendapatan yang signifikan. Apalagi banyak konsep pariwisata yang selalu diiringi dengan konsep alam. Tujuannya agar generasi muda memiliki kesadaran menjaga lingkungan dan berkebun.

 

Macam-Macam Perkebunan

Berdasarkan contoh tanaman perkebunan yang ada, sektor perkebunan di Indonesia dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Perkebunan Kecil

Perkebunan kecil lebih dikenal dengan perkebunan rakyat. Biasanya kepemilikan dan pengelolaan dilakukan oleh masyarakat dengan modal yang relatif kecil.

Penggunaan peralatan perkebunan juga sederhana, bantuan tenaga kerja minim, dan luas areal perkebunan terbatas. Perkebunan kecil ini biasanya berupa kebun karet, kopi dan cengkeh.

2. Perkebunan Besar

Perkebunan besar merupakan usaha perkebunan yang ditangani oleh pemerintah dan swasta nasional. Ciri-cirinya adalah penggunaan mesin-mesin modern, aspek permodalan cukup besar, areal perkebunan cukup luas, dan tenaga kerja banyak.

Beberapa contoh tanaman perkebunan besar di Indonesia biasanya menghasilkan kakao, kelapa sawit, tebu, karet, teh dan kopi.

 

Contoh Tanaman Perkebunan yang Populer di Indonesia

contoh tanaman perkebunan

Jenis tanaman perkebunan berkaitan dengan komponen industri besar, sehingga sebagian besar dibudidayakan dalam volume dan areal yang luas dengan jangka waktu dan perencanaan tertentu.

Berikut ini adalah beberapa contoh tanaman perkebunan yang memiliki nilai tinggi dan tumbuh subur:

1. Contoh Tanaman Perkebunan | KelapaSawit

contoh tanaman perkebunan

Kelapa sawit (Elaeis quineensis Jacq.) Adalah produsen minyak nabati terbesar kedua di dunia. Produk olahan kelapa sawit berupa minyak nabati, minyak industri dan bahan bakar (biodiesel).

2. Kapas

Kapas (Gossypium sp) merupakan tanaman perkebunan industri yang cukup komersial. Beberapa negara penghasil kapas dunia antara lain China, Amerika Serikat, India, Pakistan, Brazil dan Mesir.

Bahan baku kapas digunakan dan digunakan untuk industri tekstil, industri kertas, dan industri perekat. Tanaman kapas berupa semak atau pohon yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis.

3. Pohon Karet

Indonesia merupakan penghasil getah karet (lateks) terbesar kedua di dunia. Produk olahan tanaman karet digunakan untuk industri otomotif sebagai bahan baku pembuatan ban dan industri kesehatan untuk produk alat kesehatan.

Tanaman karet (Hevea brasiliensis) tumbuh optimal pada areal yang beriklim tropis. Pohon karet yang memasuki umur tanam 5-7 tahun dapat dipanen dengan cara disadap dan diambil getahnya.

4. Contoh Tanaman Perkebunan | Kopi

contoh tanaman perkebunan

Kopi (Coffee sp) merupakan perkebunan yang berasal dari daerah Afrika. Sejarah masuknya tanaman kopi di Indonesia tidak lepas dari masa penjajahan Belanda.

Ada beberapa jenis kopi yang cukup diminati yaitu kopi arabika, kopi robusta, dan kopi liberika. Selain digunakan untuk minuman, kopi juga digunakan untuk industri kosmetik dan farmasi.

5. Kakao

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan perkebunan yang menghasilkan produk berupa coklat. Tanaman kakao termasuk dalam famili Strerculiaceae, yang berasal dari hutan Amerika Selatan dan pada awalnya dibudidayakan oleh suku Indian Aztec.

Ada 3 jenis kakao yaitu Criollo, Forestero dan Trinitario. Hasil budidaya kakao banyak digunakan untuk bahan baku industri, makanan dan minuman, industri kecantikan (parfum dan kosmetik).

6. Tebu

Tebu (Saccharum L.) merupakan tanaman perkebunan yang menghasilkan bahan baku gula dan MSG. Tanaman dalam famili Poaceae ini berkerabat dekat dengan rerumputan, seperti jagung, padi, sorgum, dan gandum. Sebagian besar olahan tebu digunakan untuk industri makanan (makan dan minum), farmasi dan pakan ternak.

7. Perkebunan Teh

Teh (Camellia sinensis), salah satu jenis tumbuhan yang berasal dari China, terkenal di seluruh dunia. Produk olahan dari tanaman teh merupakan minuman yang berasal dari beberapa jenis teh, seperti teh hitam, hijau, teh olong, dan lain-lain.

Selain itu tanaman teh juga dimanfaatkan untuk industri kecantikan (kosmetik), industri kesehatan dan jamu.

8. Kelapa

Kelapa (Cocos nucifera) merupakan tanaman perkebunan dari famili Arecaceae yang berkerabat dekat dengan tanaman Aren yang berasal dari pantai Samudera Hindia.

Hampir seluruh bagian tanaman kelapa bisa dimanfaatkan. Hasil olahan kelapa tersebut antara lain kopra (minyak kelapa) dan air kelapa (bahan baku nata dan jelly).

9. Tembakau

Tembakau (Nocotina tabacum sp) merupakan tanaman yang cocok untuk tumbuh di daerah beriklim tropis. Tumbuhan yang berasal dari benua Amerika ditemukan pertama kali oleh Columbus.

Awalnya tanaman tembakau digunakan untuk tanaman hias dan tanaman obat yang ditanam di Eropa, namun oleh masyarakat Spanyol dikembangkan dan digunakan untuk cerutu. Di Indonesia, tembakau digunakan sebagai bahan obat, industri rokok dan cerutu, serta sebagai bahan baku pestisida.

10. Merica

Lada (Piper nigrum L.) merupakan salah satu jenis tanaman komoditas perkebunan strategis. Tanaman lada tumbuh seperti semak dengan sifat merayap atau merayap. Budidaya lada di Indonesia umumnya menggunakan sistem tumpang sari atau tumpangsari (tanaman pendamping utama).

Lada merupakan salah satu bumbu dapur yang banyak digunakan di Indonesia, selain itu juga digunakan untuk kebutuhan industri kesehatan, farmasi dan jamu.

11. Cengkeh

contoh tanaman perkebunan

Cengkeh (Syzygium aromaticum) merupakan salah satu komoditas perkebunan strategis yang berasal dari Kepulauan Maluku. Tumbuhan Cengkeh merupakan tumbuhan dari keluarga Myrtaceae yang tumbuh subur di daerah tropis.

Di Indonesia sendiri terdapat tiga jenis tanaman cengkeh yang banyak dibudidayakan yaitu Zanzibar, Sikotok dan Siputih.

Khasiat cengkeh digunakan sebagai bahan makanan (bumbu dapur), penambah rasa dan aroma pada minuman, industri farmasi (kesehatan), minyak atsiri (kosmetik dan parfum), dan industri jamu.

Biasanya untuk mengolah cengkeh, para pengusaha menggunakan mesin cengkeh untuk mendukung produksi produknya.

12. Kayu Manis

Kayu manis (Cinnamomum sin.C.zeylanicum) merupakan perkebunan asli Indonesia yang memiliki prospek. Seluruh bagian tanaman kayu manis dapat menghasilkan aroma, namun yang terdeteksi kualitas aroma tertinggiapat di batang (kulit).

Tanaman kayu manis sering digunakan sebagai pelengkap bumbu dapur, dan merambah industri pangan, industri kesehatan dan industri jamu.

13. Vanili

Vanili (Vanilla planifolia) merupakan tanaman komoditas perkebunan yang tumbuh merambat atau merambat dan merupakan kerabat tanaman anggrek (Orchidaeceae) yang berasal dari Meksiko. Banyaknya budidaya vanili bertujuan untuk memperkuat aroma dan cita rasa makanan dan minuman.

14. Pala

Tanaman ini termasuk dalam kategori rempah. Banyak macam macam rempah di Indonesia termasuk Pala. Pala (Myristica fragrans) merupakan tanaman perkebunan bernilai tinggi karena hampir semua bagian tanaman pala dapat dimanfaatkan.

Buah Pala banyak digunakan untuk industri makanan dan minuman, industri pengawetan ikan, industri kecantikan (kosmetik dan parfum), industri pembuatan sabun dan industri jamu. Sentra pala di Indonesia antara lain di Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara dan Aceh.

15. Tanaman Rami

Hemp (Linum usitatissimum) merupakan tanaman perkebunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi sebagai penghasil serat untuk sandang dan karung goni.

Tanaman rami dibudidayakan oleh manusia dari 5000 – 6000 SM di Mesir. Sebelum manusia mengenal benang yang terbuat dari kapas, penggunaan serat rami pada masa itu digunakan sebagai pembalut dan pelapis mumi.

16. Mangga

Mangga merupakan salah satu jenis buah yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Iklim tropis Indonesia juga sangat mendukung pertumbuhan tanaman mangga.

Beberapa jenis mangga asli indonesia yang banyak diminati untuk dijual adalah mangga manalagi, mangga madu, arumanis, mangga alpukat, mangga golek, mangga lalijiwo dan lain sebagainya.

17. Tanaman Perkebunan Buah Durian

Jenis buah lain yang banyak diminati adalah durian. Meski tumbuh sebagai buah, saat ini telah dikembangkan beberapa cara tanam agar durian bisa berbuah setiap tahunnya.

 

Demikian pembahasan tentang perkebunan dan contoh tanaman perkebunan yang mudah anda temukan dimana saja.